Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
RS Premier Tolak Ungkap Penyakit Setya Novanto Meski Diminta JK
8 November 2017 16:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Pihak RS Premiere Jatinegara menanggapi pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla soal kejelasan penyakit Ketua DPR Setya Novanto. Pasalnya, banyak meme soal penyakit Setya Novanto yang berbuntut laporan ke polisi. Padahal bagi JK, penyakit Novanto belum jelas.
ADVERTISEMENT
Kepala Humas Rumah Sakit Premier Jatinegara, Sukendar, usai rapat merespons komentar Jusuf Kalla, menyebut bahwa pihak rumah sakit belum bisa menjelaskan dan mengonfirmasi apa saja penyakit Setya Novanto selama dirawat sekitar 3 bulan lalu.
"Jadi intinya berdiskusi tentang tadi itu. Kita tak boleh membuka rahasia medis pasien kepada publik tanpa sepengetahuan pasien itu sendiri," kata Sukendar di RS Premiere, Jakarta Timur, Rabu (8/11).
Bagi rumah sakit, membuka rekam medis pasien melanggar privasi pasien sekalipun diminta oleh kepala negara. Data bisa dibuka jika ada persetujuan dari pasien.
"Kita menanggapi beredarnya berita dari wapres, tentang isi rekam medik. Untuk pasien, bahwasanya kami dari pihak RS, dan tim medis lainnya belum dapat membuka rahasia itu, bilamana tidak ada persetujuan dari pasien," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan, pada Selasa kemarin, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta tim dokter RS Premiere untuk menjelaskan penyakit Setya Novanto. Hal tersebut dikatakannya sebagai respon dari pelaporan meme Setnov. JK mengatakan alangkah baiknya jika pihak dokter menjelaskan apa penyakit Setya Novanto ke publik.
"Pokok di sini ialah sebenarnya kasus ini harus ada penjelasan dari dokter. Iya, itu yang paling pokok. Ya harus dokter menjelaskan bahwa dia memang sakit," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (7/11).
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini