RS Sardjito Yogya Sediakan Tes Eclia, Lebih Murah dan Akurat Daripada Rapid Test

8 Juli 2020 18:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan rapid test yang dilakukan Angkasa Pura II. Foto: Angkasa Pura II
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan rapid test yang dilakukan Angkasa Pura II. Foto: Angkasa Pura II
ADVERTISEMENT
RSUP Sardjito, Yogyakarta, menyediakan layanan pemeriksaan corona dengan metode tes eclia. Metode tes eclia diklaim lebih murah dan akurat ketimbang rapid test.
ADVERTISEMENT
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan, menjelaskan tes eclia merupakan pemeriksaan antigen dan antibodi serupa rapid test. Namun tes eclia menggunakan mesin, sedangkan rapid test hanya menggunakan diagnosa mata. Sehingga tingkat keakuratan tes eclia dalam mendeteksi apakah seseorang positif corona atau tidak melebihi rapid test.
"Fungsinya seperti rapid mengetahui kekebalan tubuh maupun imunitas diri pasien. Kalau rapid test kering dibaca diagnosa oleh mata. Tetapi kalau ini tes Sardjito dengan alat. Lebih akurat. Kalau rapid 50 persen ini bisa 80 persen," ujar Banu ditemui di RSUP Dr Sardjito, Rabu (8/7).
Selain akurat, kata Banu, tarif tes eclia jauh lebih murah. Namun harga tersebut bisa didapat apabila yang menjalai tes jumlahnya di atas 100 orang atau kolektif. Sehingga tes eclia menyasar pemeriksaan corona terhadap instansi atau perkantoran.
ADVERTISEMENT
"Tarif pemeriksaan antibodi itu Rp 135 ribu per orang untuk pemeriksaan kolektif banyak di atas 100 orang. Misal sekolahan mau masuk di antibodi. Bareng-bareng memberi layanan," kata Banu.
Banu Hermawan, Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Banu mengaku belum bisa mengumumkan harga tes eclia untuk perorangan. Namun dia menegaskan semakin banyak orang yang tes, biayanya semakin murah.
"Sistem kerja mesin semakin banyak akan semakin murah. Serum sudah banyak terkumpul di-running bareng," ucapnya.
Banu mengakui meski keakuratan tes eclia tinggi namun hasilnya saat ini tidak bisa digunakan untuk kepentingan perjalanan menggunakan pesawat atau kereta api. Sebab Gugus Tugas COVID-19 masih mengacu pada rapid test dan PCR.
"Kalau kita berikan untuk keterangan penerbangan misalnya seperti itu tidak mau. Padahal itu fungsinya sama tapi namanya memang bukan rapid. Harusnya di situ protokol berbunyi pemeriksaan antigen antibodi," kata Banu.
ADVERTISEMENT
"Lolos dari itu maka harusnya lolos buat penerbangan beli tiket. Sama saja dengan rapid ini beda metode saja," sambungnya.
Rapid test COVID-19 di Universitas Hasanuddin, Makassar. Foto: Dok. Istimewa
Sementara terkait Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mengatur harga rapid test maksimal Rp 150 ribu, Banu menyatakan RSUP Sardjito masih mengevaluasi. Sebab harga rapid test di RSUP Sardjito sebesar Rp 500 ribu lantaran bahannya dibeli dalam harga tinggi.
"Rapid masih harga masih tinggi karena beli bahan kemarin juga mahal. Jadi masih di harga Rp 500an ribu. Surat baru kemarin dalam menyikapi itu baru evaluasi tarif. Minggu ini evaluasi tarif secara cepat. Kalau dimungkinkan gugus tugas itu sepakat kita pakai antibodi eclia itu," pungkasnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT