RSCM: Kecanduan Judol Sama dengan Narkoba, Kalah Rp 5 M, Otak Tak Mau Berhenti

15 November 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi judi online. Foto: Syawal Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi judi online. Foto: Syawal Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Judi online sudah seperti candu. Tak kurang dari 8,8 juta orang terperangkap di dalamnya, dan sulit untuk berhenti.
ADVERTISEMENT
Kepala Departemen Psikiatri RSCM, Kristiani Siste mengatakan, kecanduan judi online kini sama bahayanya dengan kecanduan narkoba.
"Jadi artinya judi itu sama seperti narkoba. Kalau narkoba itu kan ada zat yang masuk ke dalam otak. Tapi kalau pada judi itu tidak ada zat yang masuk ke dalam otak," kata Siste di RSCM, Jakarta, Jumat (15/11).
Siste mengatakan, seseorang yang bermain judi akan mengaktifkan sistem reward di otak. Sistem ini kemudian mengaktifkan dopamine. Zat ini menimbulkan rasa senang yang sangat tinggi.
"Rasa excitement atau rasa senang itu sangat tinggi sekali. Sehingga orang tersebut merasa dengan bermain judi, 'aku akan mendapatkan rasa senang yang sangat tinggi'. Nah, ketika rasa senang itu didapatkan, maka dia akan melakukan perilaku judi berkali-kali," jelas dia.
Kepala divisi psikiatri RSCM sekaligus psikiater dan peneliti Dr. Kritiana Siste usai menengok pasien korban judi online di RSCM, Jakarta pada Jumat (15/11/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
Bila ini dilakukan terus menerus, ada sistem otak akan membuat sistem otomatis dalam merespons permainan judi online. Siste mengatakan, inilah yang menimbulkan kecanduan terhadap seseorang.
ADVERTISEMENT
"Sehingga dia merasa ada yang perlu dilakukan yaitu berjudi. Kalau tidak berjudi, dia merasa cemas seperti ada yang kurang. Sama persis ketika seseorang yang mengalami kecanduan narkoba. Ketika dia tidak mengkonsumsi narkoba, maka dia merasa cemas dan gelisah," tambah dia.
Siste menjelaskan, seseorang yang sudah kecanduan berarti sudah mengalami kerusakan area otak depan bernama prefrontal cortex. Yang terjadi, kehilangan kendali pada dirinya sendiri.
Ilustrasi pengguna narkoba. Foto: Tinnakorn jorruang/Shutterstock
"Sehingga tadi obat-obatan itu harus diberikan, terapi psikoterapi harus diberikan, dan tadi harus ada transmagnetic stimulation yang bisa diberikan untuk mengaktifkan stop system di otak. Itu yang terjadi," tutur dia.
Nah, gejala fisik juga bisa dirasakan bila seseorang sudah kecanduan judi online. Yang paling mudah, yakni terlihat cemas.
ADVERTISEMENT
"Gejala fisiknya kalau misalnya dia tidak berjudi, itu ada yang kayak seperti cemas sekali sampai heart rate, itu denyut nadinya menjadi meningkat. Tapi kalau misalnya keringatan seperti withdrawal, putus zat itu tidak. Tapi seperti misalnya cemas sekali, gemetar atau denyut nadinya meningkat, itu bisa terjadi," ucap dia.
Saat ini, RSCM masih merawat pasien korban judi online. Sejak Januari-Oktober 2024, ada 126 pasien yang menjalani rawat jalan dan 46 pasien yang menjalani rawat inap. Jumlah ini naik 3 kali lipat dari tahun sebelumnya.