Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
RSUD Dr Soetomo Rawat Bayi Kembar Siam dengan Kelainan Jantung
13 April 2018 21:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
![Bayi kembar siam RSUD dr. Soetomo. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1523627561/jfh7tlrt5xmfp7mnqtq8.jpg)
ADVERTISEMENT
Masih ingat dengan kisah bayi kembar siam dempet perut asal Surabaya, Sofia dan Salma, yang dipisahkan oleh takdir? Setelah menjalani operasi pemisahan di RSUD Dr Soetomo pada awal Februari lalu, nyawa Sofia tak selamat karena mengalami kegagalan fungsi organ vital.
ADVERTISEMENT
Kini RSUD Dr Soetomo kembali mendapat rujukan bayi perempuan kembar siam dari Lamongan, dengan kondisi dempet perut dan dada. Setelah dua hari dirawat, sepasang bayi bernama Anindita Aprilia Putri dan Anindia Aprilia Putri itu divonis mengalami kelainan berat pada masing-masing jantung mereka.
"Bayi pertama memiliki kelainan single ventricle, yaitu hanya memiliki satu bilik jantung. Kalau bayi kedua, antara ventricle dan bilik jantung tidak terdapat sekat," papar Ketua Tim Pusat Penanganan Kembar Siam Terpadu RSUD Dr Soetomo, Agus Harianto, pada Jumat (13/4).
Akibat kelainan itu, Anindia dan Anindita diprediksi bisa mengalami gagal jantung sewaktu-waktu. Menurut Agus sejauh ini pihak dokter sudah memberikan obat-obatan dan nutrisi agar pertumbuhan dan detak kerja jantung mereka bekerja stabil.
![dr. Agus, RSUD dr. Soetomo. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1523627562/snubxad2qrx95bipez0l.jpg)
Agus menambahkan, tim dokter berupaya menargetkan sepasang bayi itu bisa bertahan 3 bulan sebelum dilakukan operasi pemisahan. Namun bila salah satu atau keduanya mengalami gagal jantung, dokter harus melakukan operasi darurat meskipun risikonya berat.
ADVERTISEMENT
"Hari ini sudah diberi obat-obatan untuk penguatan jantung dan nutrisinya. Kalau jantungnya sudah beradaptasi dengan baik dan berat tubuh mencukupi kami akan lakukan operasi pemisahan," papar Agus.
Tak ingin ada korban jiwa lagi dari operasi pemisahan kembar siam, Agus mengimbau para ibu yang memiliki keturunan genetik kembar harus rutin memeriksa kondisi janin untuk memastikanbayi normal saat lahir.
"Kalau merasa punya gen kembar dari keluarganya. Sebaiknya rajin memantau kondisi janinnya. Karena ada kemungkinan kelahiran bayi kembar siam yang bisa diamati lebih dini," ucap Agus.
Agus memastikan, biaya perawatan bayi serta operasi yang dilakukan tim dokter RSUD dr Soetomo akan ditanggung oleh JKN-KIS.
Sementara itu, sang ayah bayi, Timuzin Novianto (43), mengaku sudah memprediksi istrinya akan melahirkan anak kembar. Sebab sudah banyak anggota keluarganya yang melahirkan bayi kembar.
ADVERTISEMENT
Namun Timuzin menyesal tak rutin memeriksakan kandungan istrinya, sehingga ia tak tahu dan tak menyangka bayi kembarnya terlahir dengan kelainan. Apalagi, putri kembarnya tersebut lahir melalui proses persalinan normal.
"Keluarga kami memang banyak yang kembar, termasuk kakek dan bapak saya sendiri. Tapi saya tidak periksakan kandungan sejak awal," ungkap Timuzin.
Timuzin mengaku pemeriksaan kehamilan hanya dilakukan saat memasuki bulan ke sembilan kehamilan. "Istri (saya yang) enggak mau, takutnya tambah kepikiran. Apalagi saat di USG saat pemeriksaan itu tidak terlihat kalau bayinya kembar," ucapnya.