RSUP Sardjito Total Rawat 6 Suspect Corona, 1 Masih Dirawat usai Pulang Umrah

3 Maret 2020 21:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Tim Airborne Disease RSUP Dr Sardjito, Dr Ika Trisnawati. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Tim Airborne Disease RSUP Dr Sardjito, Dr Ika Trisnawati. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
RSUP Dr Sardjito Yogyakarta mengonfirmasi hingga Selasa (3/3) telah merawat 6 pasien suspect virus corona. Dari jumlah tersebut semuanya dinyatakan negatif corona, kecuali satu pasien yang baru datang Senin (2/3), masih dirawat.
ADVERTISEMENT
"Dirawat di airborne yang masuk kriteria pengawasan 4 pasien WNA China dan sudah kembali negara asal, dan sesuai alur sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan sampai Kementerian Kesehatan," kata Ketua Tim Airborne Disease RSUP Dr Sardjito, Ika Trisnawati, Selasa (3/3).
"Satu pasien lagi WNI dengan hasil negatif (virus corona) dan kondisi baik sudah keluar dari rumah sakit begitu dikatakan negatif. Dan tidak berat gejalanya. Dan kontrol dengan kondisi baik," ujarnya.
Ika menjelaskan untuk satu pasien yang masih dirawat adalah perempuan berusia 75 tahun. Dia datang ke RSUP Sardjito pada Senin (2/3) usai dirujuk dari RSUD Yogyakarta. Video pasien tersebut saat di RSUD Jogja sempat viral. Ika mengonfirmasi kondisi pasien tersebut saat ini stabil di ruang isolasi.
ADVERTISEMENT
"Pasien yang kami tangani saat ini wanita usia lanjut sepuh 75 tahun. Tidak terkena virus pun kalau pulang haji itu mesti batuk. Apalagi usia lanjut ketahanan sistem pernapasan maupun organ lain akan berbeda dengan usia muda," katanya.
Dokter spesialis penyakit dalam dan paru itu mengatakan pasien tersebut baru saja pulang umrah pada 1 Maret lalu. Dia masuk kriteria diawasi lantaran dari luar negeri dan mengalami batuk serta demam.
Ketua Tim Airborne Disease RSUP Dr Sardjito, Dr Ika Trisnawati. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ika mengatakan kemungkinan pasien terkena wabah corona berada di urutan terakhir. Yang terdekat dari diagnosanya pasien tersebut mengalami infeksi paru-paru.
"Kemungkinan virus, wabah corona itu kemungkinan paling akhir. Kemungkinan paling dekat adalah infeksi paru akibat pertama karena lanjut usia, atau bronkitis akut atau pneumonia bakteri," katanya.
ADVERTISEMENT
"Memang kita rawat standar infeksi paru-paru pada umumnya. Jadi tidak memperlakukan khusus COVID-19 karena treatment COVID-19 tidak ada treatmentnya jadi hanya suported," ujarnya.
Meski kemungkinan besar pasien terkena bakteri. Namun pihak rumah sakit tidak akan gegabah dengan mengambil kesimpulan. Mereka masih menunggu hasil laboratorium dengan mengirim sampel dari hidung dan tenggorokan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes).
"Disimpulkan ada risiko atau tidak hasil 3-4 hari ke depan karena harus dikirim ke Litbang Kemenkes," ujarnya.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto, menegaskan hingga saat ini belum ada satu kasus pun pasien positif corona di DIY.
"Hingga saat ini belum ada satu kasus pun (corona) di DIY. Pasien (yang sedang dirawat) sudah dilakukan pemeriksaan karena ada riwayat kontak di Arab Saudi jadi mungkin dia berpotensi ada infeksi corona yang lain seperti MERS-CoVis," kata dia.
ADVERTISEMENT