RT-LAMP dan GeNose, Alat Uji Corona Lebih Cepat dari PCR, Dipakai November 2020

13 Oktober 2020 14:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menristek Bambang Brodjonegoro di Istana Merdeka, Jakarta.  Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Menristek Bambang Brodjonegoro di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia terus berupaya mengembangkan inovasi untuk mengatasi pandemi corona. Salah satunya adalah menciptakan alat yang bisa memeriksa spesimen corona, selain PCR.
ADVERTISEMENT
Jadi, ada dua alat yang sejauh ini dikembangkan oleh peneliti Indonesia yang tergabung dalam Konsorsium Riset Nasional. Keduanya adalah RT-LAMP dari LIPI dan GeNose yang dikembangkan UGM.
"Pertama RT-LAMP, yang bisa dipakai rapid swab test. Dia swab test tapi hasil tes tersebut dimasukkan ke dalam cairan. Kalau cairannya keruh berarti dia positif COVID. Tapi kalau cairannya jernih dia negatif," kata Menristek Bambang Brodjonegoro dalam program To The Point kumparan, Selasa (13/10).
Ia mengatakan, akurasi RT-LAMP tidak kalah dari mesin PCR. Selain itu, pemeriksaannya juga lebih cepat.
"(Pemeriksaannya) Tidak sampai satu jam.  Sekarang kita sedang menguji akurasinya dibanding PCR Test. Karena PCR kan diambil swab, RT-LAMP sama. Jadi kita lihat hasilnya konsisten atau tidak," tutur Bambang.
ADVERTISEMENT
Alat ini masih terus dipastikan kualitasnya oleh LIPI di lab mereka di Cibinong. Apabila hasilnya baik, RT-LAMP akan diproduksi untuk kebutuhan nasional.
"RT-LAMP labnya dipakai untuk pengujian PCR test. Jadi mereka bisa menggunakan sampel yang diteliti untuk mengetes akurasi RT-LAMP yang akan kita dorong menjadi rapid swab test," jelas dia.
Progres GeNose UGM
Alat deteksi COVID-19 lewat hembusan napas atau GeNose buatan UGM. Foto: UGM
Sementara itu, alat yang tidak kalah canggihnya adalah GeNose. Ia merupakan alat pendeteksi virus corona menggunakan embusan napas.
"Yang satu dari UGM itu menggunakan embusan napas, COVID kan menyerang saluran pernapasan, makanya Anda memakai masker supaya virus tidak masuk ke mulut dan hidung," tutur dia.
Kata Bambang, alat ini bisa mendeteksi virus corona dalam waktu kurang dari dua menit. Selain itu, akurasi alat yang sudah diuji di sebuah rumah sakit di Yogyakarta ini juga sangat baik.
ADVERTISEMENT
"Dengan senyawa yang ada bisa dideteksi apakah di embusan napas kita ada virusnya atau tidak. Hasilnya kurang dari 2 menit, cepat harganya sangat murah, alat Rp 40 juta  bisa 100 ribu pemeriksaan," katanya.
Untuk kedua alat ini, masih dalam tahap pengujian akurasi secara terus-menerus. Sehingga, kualitas dan akurasinya terjamin, dan mengurangi ketergantungan terhadap PCR.
"November dan Desember mulai bisa dipakai secara luas," ungkapnya.