Ruang ICU RS di Jabodetabek Masih Penuh, Varian Delta Serang Saturasi Oksigen

22 Juli 2021 15:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
petugas kesehatan merawat pasien corona di ruang ICU di sebuah rumah sakit pemerintah di Jakarta, Selasa (30/6). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
petugas kesehatan merawat pasien corona di ruang ICU di sebuah rumah sakit pemerintah di Jakarta, Selasa (30/6). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum PB IDI dr Slamet Budiarto mengakui ada penurunan keterisian tempat tidur (BOR) pasien COVID-19 di Jabodetabek pada awal masa perpanjangan PPKM Level 4.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, penurunan terjadi sekitar 10% pada BOR perawatan rumah sakit.
“Kira-kira menurun sekitar 10%-lah di RS. Hanya angka kematiannya masih tinggi ya di atas 1.000. Kita baru tau Jabodetabek aja, Indonesia belum tahu. Ya kalau Jabodetabek pengurangan sekitar 10%,” kata Slamet kepada kumparan, Kamis (22/7).
Kendati demikian, ia menerangkan keterisian bed ICU di Jabodetabek masih tinggi. Ruang perawatan ICU masih penuh akibat banyak pasien yang terpapar varian Delta.
“Kalau ICU masih penuh, [yang menurun] itu ruang rawat. Karena varian Delta ini kebutuhan ICU-nya tinggi banget, karena saturasi oksigennya ini sangat turun,” jelas Slamet.
Oleh sebab itu, Slamet berpendapat masih butuh waktu hingga PPKM bisa dinyatakan berhasil. Kata dia, keberhasilan PPKM baru terbukti apabila angka infeksi, kesakitan, dan kematian melandai secara simultan.
Dokter Meryem Bouchbika dan rekannya Chaima memegang tabung sampel saat mereka merawat pasien COVID-19 di Unit Perawatan Intensif (ICU). Foto: REUTERS/Youssef Boudlal
“ICU masih penuh, tapi isolasi sama IGD sudah turun. Kita enggak lihat antrean tapi penuh enggaknya. Kita lihat sekarang ICU masih penuh, ruang rawat isolasi, IGD, turun 10% ,” ucap dia.
ADVERTISEMENT
“Indikator keberhasilan PPKM itu kan menurunkan angka infeksi, kematian dan angka kesakitan. Angka infeksi yang positif berapa itu turun, angka kesakitan pasien yang di RS, dan angka kematian akibat COVID-19, harusnya 3 indikator itu. [BOR perawatan] Sudah turun sih sudah, cuma kan baru 10%,” tandas dia,” tandasnya.