Ruang Pamer Museum Muhammadiyah Diresmikan, Rektor UAD Cerita Sulit Cari Artefak

3 Februari 2025 14:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat meresmikan Ruang Pamer Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta di Kabupaten Bantul, Senin (3/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat meresmikan Ruang Pamer Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta di Kabupaten Bantul, Senin (3/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Ruang Pamer di Museum Muhammadiyah yang berada di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta di Kabupaten Bantul diresmikan, Senin (3/2).
ADVERTISEMENT
Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah yang juga Rektor UAD, Muchlas, menjelaskan Museum Muhammadiyah telah diresmikan sejak 2022. Kini ada dua ruang baru di museum itu.
"Dua ruang pamer baru yang diresmikan pada hari ini adalah ruangan Muhammadiyah untuk Indonesia dan Persebaran Muhammadiyah," kata Muchlas.
Di momen tersebut, Muchlas bercerita soal sulitnya mencari artefak Muhammadiyah. Jumlah koleksi di museum itu telah mencapai 2.812 buah.
"Mengingat ini di persyarikatan Muhammadiyah, Pak Menteri (Menteri Kebudayaan Fadli Zon) kami sangat kesulitan untuk mencari artefak," katanya kepada Fadli Zon.
Muchlas mengatakan, kesulitan ini terjadi karena di zaman dahulu masih belum pandai dalam merawat artefak-artefak.
"Sehingga langkah-langkah yang kami lakukan adalah menggiatkan para warga persyarikatan Muhammadiyah dan masyarakat untuk bisa menyadari bahwa artefak-artefak yang mengandung nilai sejarah adalah sangat penting," ujarnya.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat meresmikan Ruang Pamer Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta di Kabupaten Bantul, Senin (3/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Museum Muhammadiyah dikembangkan berdasarkan proses-proses dinamika organisasi persyarikatan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat ini kekurangan artefak yang berisi narasi-narasi yang menunjukkan perjuangan dan gerakan Muhammadiyah sebelum kemerdekaan hingga proyeksi gerakan Muhammadiyah di masa mendatang.
"Pra kemerdekaan, saat kemerdekaan, setelah kemerdekaan, dan proyeksi-proyeksi implikasi gerakan Muhammadiyah di masa yang akan datang," terangnya.
Setiap tahunnya Museum Muhammadiyah mampu meningkatkan jumlah kunjungan. Rata-rata jumlah pengunjungnya 3 ribu orang.
"Kini Museum Muhammadiyah telah memasuki tahun ketiga operasionalnya. Museum ini menjadi salah satu museum terbesar di Yogyakarta," kata Muchlas.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon ditemui usai Peresmian Ruang Pamer Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta di Kabupaten Bantul, Senin (3/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon berharap artefak di museum ini bisa dikumpulkan lebih banyak lagi.
"Kita berharap nanti dengan adanya museum ini juga artefak-artefak yang tadi ditanyakan bisa kita kumpulkan lebih banyak lagi," kata Fadli Zon ditemui wartawan usai acara.
ADVERTISEMENT
Sehingga perjalanan Muhammadiyah bisa dilihat dari awal pendiriannya hingga kini. Muhammadiyah kata Fadli Zon merupakan organisasi masyarakat yang hidup tak hanya di Indonesia maupun berbagai negara.
Fadli Zon sendiri turut menyumbangkan koleksinya ke Museum Muhammadiyah.
"Sudah ada di sini, file-file surat-surat Bung Karno dan penandatanganan Bung Karno sebagai Ketua Dewan Pengajaran Muhammadiyah tahun 1938, tahun 1940 ketika beliau di pengasingan di Bengkulu," kata Fadli Zon.
Rencananya, Fadli Zon juga akan menyumbangkan koleksi majalah-majalah awal Muhammadiyah. "Mungkin saya akan ikut bantu sumbangan di sini," pungkasnya.