Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Israel melancarkan serangan rudal pertama terhadap Masyaf di Hama. Pasukannya kemudian turut menembakkan rudal ke wilayah Tartus.
Suriah mengaku berhasil mencegat sebagian besar rudal dari Israel. Namun, serangan tersebut menyebabkan korban jiwa dan memicu kebakaran. Seorang perwira angkatan udara negara itu juga dilaporkan hilang usai gempuran.
"Serangan Israel menargetkan posisi dan depot senjata dan amunisi milisi yang berafiliasi dengan Iran," terang Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), dikutip dari AFP, Jumat (26/8).
Israel telah menggencarkan serangan udara sejak perang saudara pecah di Suriah pada 2011. Meskipun jarang melaporkannya, Israel mengakui telah melakukan ratusan serangan.
Pihaknya menargetkan pasukan pemerintah. Militer Israel juga menyasar sekutu yang didukung Iran maupun Hizbullah.
Israel mengatakan, serangan itu diperlukan guna mencegah pergerakan militer Iran. Sebagaimana Israel, Amerika Serikat (AS) kerap menyerang milisi Iran di Suriah.
ADVERTISEMENT
Presiden AS, Joe Biden, memulai gelombang serangan baru pada Selasa (23/8). Secara keseluruhan, empat milisi tewas ketika serangan melandai tersebut pada Kamis (25/8).
"Saya mengarahkan serangan 23 Agustus untuk melindungi dan mempertahankan keselamatan personel kami dan untuk mencegah Republik Islam Iran dan kelompok milisi yang didukung Iran melakukan atau mendukung serangan lebih lanjut terhadap personel dan fasilitas Amerika Serikat," bunyi pernyataan Biden.
Iran membantah adanya hubungan dengan kelompok-kelompok tersebut. Iran mengatakan, pihaknya bahkan tidak mengerahkan tentara tetap ke Suriah.
Tetapi, Korps Pengawal Revolusi Islam memiliki penasihat militer di negara itu. Pasukan tersebut merupakan cabang militer terbesar Iran.