Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Rumah Bergaya Belanda dan Masa Kecil Obama di Menteng
30 Juni 2017 10:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB

ADVERTISEMENT
Rumah tua bergaya Belanda itu masih berdiri tegak di Jalan Taman Amir Hamzah, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat. Genteng bata dan pilar di teras rumah yang menjadi ciri rumah zaman Belanda masih terus dipertahankan sang pemilik.
ADVERTISEMENT
Tak lupa, cat putih yang mendominasi bangunan rumah dipadu jendela bernada krem, disertai dengan batu kerikil yang memenuhi halaman. Di sebelah halaman rumah, terdapat sebuah taman. Taman ini tepat berada di depan teras. Sebuah tirai bambu berwarna kuning juga masih tergantung di teras rumah.
Taman yang terletak di depan rumah ditumbuhi beberapa pohon dan tanaman. Rumput beserta tanamannya masih tampak terawat. Secara umum, rumah ini terdiri dari 2 bangunan utama. Bangunan di depan dan sebuah bangunan yang ada di teras belakang. Di garasi belakang terparkir mobil sedan keluaran lama berwarna coklat keemasan.

Di rumah inilah mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama menghabiskan masa kecilnya. Bersama ibunya, Stanley Ann Dunham dan ayah tirinya, Lolo Soetoro, Obama tinggal di rumah tersebut dari usia 6 hingga 10 tahun.
ADVERTISEMENT
Meski masih terlihat terawat, pagi ini, rumah tua itu tampak ditinggali oleh penghuninya. Pantauan kumparan (kumparan.com), rumah itu digembok. Mungkin penghuninya sedang libur lebaran atau menghindari kejaran media yang ingin tahu seperti apa rumah masa kecil Obama. Namun, beberapa jendela dibiarkan terbuka
Beberapa awak media mencoba untuk mencoba masuk dengan mengucapkan salam guna mengecek keberadaan penghuni. Sayang, tak ada yang merespon.
Saat berkunjung ke Indonesia pada tahun 2010 lalu, Obama memang sempat mengenang masa kecilnya di Indonesia. Ia mengaku banyak belajar dan terkesan akan toleransi di antara masyarakat Indonesia. Pelajaran toleransi itu dia dapat dari ayah tirinya, Lolo Soetoro.
"Selama saya berada di sini membuat saya menghargai sisi humanitas masyarakat. Dan ayah tiri saya, seperti orang Indonesia pada umumnya, adalah Muslim. Dia percaya bahwa semua agama mengajarkan rasa saling menghormati. Dia (Lolo) mengajarkan saya toleransi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyampaikan kenangannnya soal Sarinah Department Store ann banyak bemo saat itu.

"Hanya ada satu department store yang besar bernama Sarinah. Hanya itu saja. Becak dan bemo hanyalah transportasi yang paling sering ditemui kala itu. Saat itu belum ada banyak mobil dan tidak ada jalan tol seperti sekarang," ujarnya.
Tak lupa, Obama mengaku rutin menikmati makanan khas Indonesia seperti bakso dan sate. Ayah dua anak ini mengenang bagaimana tukang sate dan bakso seringkali mampir di rumah masa kecilnya tersebut.
"(Saya juga) beli sate dan bakso dari pedagang keliling. Saya masih ingat bagaimana cara memanggil mereka. 'Sate!'. Saya ingat itu. 'Bakso!'. Enak ya," ujarnya.