Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Rumah Sakit Terbesar di Yaman Ditutup Imbas Memburuknya Krisis Bahan Bakar
26 Desember 2022 18:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Krisis mulai terjadi sejak konflik antara pemerintah Yaman dan kelompok pemberontak Houthi pecah pada 2014 silam. Sejak ini pula, Provinsi Taiz dikendalikan oleh kedua pihak di saat bersamaan.
Informasi ini disampaikan oleh pihak Rumah Sakit Umum Al-Thawra dalam sebuah pernyataan di hari yang sama. Pihaknya mengatakan, keterbatasan akses ke bahan bakar telah mengakibatkan kegiatan medis di seluruh departemen rumah sakit itu terpaksa dihentikan.
โNyawa pasien di rumah sakit terancam,โ bunyi pernyataan itu, seperti dikutip dari media Turki, Anadolu Agency.
Dan kegiatan medis di RSU Al-Thawra dapat berlangsung dengan cara mengandalkan sumbangan bahan bakar dari berbagai sumber โ seperti organisasi hak asasi manusia internasional dan PBB โ selain pengiriman bahan bakar dari pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
Padahal, Yaman merupakan salah satu eksportir minyak terbesar di kawasan Arab. Pendapatan negara ini juga bergantung pada hasil ekspor minyak.
Menurut Bank Sentral Yaman di Kota Aden yang dikuasai pemerintah, pendapatan negara yang diperoleh dari ekspor minyak mencapai sekitar USD 1,4 miliar pada tahun lalu.
Per harinya, Yaman dapat memproduksi sekitar 80.000 barel yang sebagian besar hasil pendapatan ekspornya digunakan untuk membiayai anggaran pemerintah.
Lebih lanjut, konflik bermula ketika pemberontak Houthi merebut sebagian besar wilayah Yaman โ termasuk ibu kota Sanaa pada 2014.
Selama ini, pemerintahan Yaman didukung oleh Arab Saudi. Dan pemberontak Houthi didukung oleh Iran. Baik Yaman dan Houthi telah berseteru setidaknya selama tujuh tahun.
Perang saudara ini pun menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia, lantaran telah menelan ratusan ribu nyawa dan jutaan penduduk di Yaman terancam kelaparan.
ADVERTISEMENT
Menurut PBB, diperkirakan hampir 80 persen dari populasi Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bisa bertahan hidup.
Upaya gencatan senjata sempat disepakati dan berakhir pada 2 Oktober lalu, namun sampai sekarang serangan terhadap infrastruktur sipil masih terus berlanjut.