Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Rumah Wali Kota di Pinggiran Paris Dibakar, Massa Gelar Aksi Solidaritas
4 Juli 2023 15:11 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terbaru, ratusan massa berpartisipasi dalam arak-arakan bersama Wali Kota L'Haÿ-les-Roses, Vincent Jeanbrun, pada Senin (3/7) demi menggelar aksi solidaritas.
Adapun wilayah ini merupakan kawasan permukiman penduduk pinggiran kota yang terletak sekitar 9 km dari Ibu Kota Paris.
Kerumunan orang berkumpul dan berbaris untuk menunjukkan solidaritas kepada Jeanbrun sehari setelah rumahnya menjadi target serangan demonstran.
Penduduk setempat dan para pejabat memegang beragam spanduk bertuliskan kalimat solidaritas untuk Jeanbrun, seperti 'Bersama untuk Republik!'.
Kepada para pendukungnya, pria yang sudah memimpin L'Haÿ-les-Roses sejak 2014 itu mengucapkan rasa bersyukur dan apresiasi tinggi. "Saya hanya punya satu kata: terima kasih," ujar Jeanbrun.
"Demokrasi telah diserang. Lebih dari sebelumnya, republik kita dan para pengabdinya diancam dan diserang," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Rumah Wali Kota Dibakar
Adapun berlangsungnya arak-arakan solidaritas untuk Jeanbrun ini bermula pada Minggu (2/7), ketika kediamannya diserang dan nyaris dibakar habis oleh demonstran.
Dikutip dari CNN, Jeanbrun mengungkapkan ketika dirinya sedang berada di Balai Kota, beberapa orang menabrakkan mobil mereka ke kediamannya di L'Haÿ-les-Roses.
Para penyerang yang diduga merupakan para pemuda asal daerah yang sama ini kemudian membakar mobil itu dengan maksud sekaligus membakar rumah Jeanbrun.
Nahasnya, kala itu istri dan dua anak Jeanbrun yang masih kecil sedang tertidur lelap di dalam rumah. Insiden mengerikan yang dipandang Jeanbrun sebagai upaya pembunuhan ini telah melukai istri dan salah satu anaknya.
"Ketika mencoba melindungi anak-anak dan melarikan diri dari para penyerang, istri saya dan salah satu anak saya terluka," ungkap Jeanbrun.
ADVERTISEMENT
Secara terpisah, media lokal BFMTV mengatakan alamat kediaman Jeanbrun sudah dikenal luas di kalangan masyarakat sebelum insiden tersebut terjadi. Sehingga, tidak sulit untuk menjadikannya sebagai target penyerangan.
Adapun arak-arakan Jeanbrun dan para simpatisannya terjadi sehari setelah Prancis mengalami malam paling tenang dari dua pekan sebelumnya.
Sejumlah kota di Prancis menyaksikan kerusuhan meluas akibat kematian seorang remaja asal Aljazair bernama Nahel Merzouk (17 tahun) di tangan polisi.
Pada Selasa (27/6) pekan lalu, Nahel dilaporkan telah ditembak mati oleh aparat di Kota Nanterre, setelah menolak untuk menghentikan kendaraannya seperti yang diperintahkan.
Kematian Nahel membawa kembali isu kesenjangan sosial, diskriminasi, dan konflik rasial yang acap kali dialami oleh golongan minoritas di pinggiran kota besar Prancis.
ADVERTISEMENT
Beberapa politisi dan pembela hak asasi manusia memandang kematian Nahel tidak dapat dibenarkan. Sementara aparat yang melepaskan tembakan ke arah Nahel telah didakwa melakukan pembunuhan tidak disengaja.