Rusia Akan Beri Suriah Rudal Pertahanan S-300 Secara Cuma-cuma

25 April 2018 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rudal S-300. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Rudal S-300. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Rusia dilaporkan akan memberikan sistem pertahanan rudal anti-jet tempur S-300 kepada Suriah secara cuma-cuma. Langkah ini diambil setelah Suriah diserang oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis awal bulan ini.
ADVERTISEMENT
Laporan ini disampaikan oleh dua sumber militer Rusia kepada media Kommersant pekan ini. Sumber mengatakan, Rusia selama ini tunduk pada tekanan Israel untuk tidak menyuplai S-300 ke Suriah. Israel khawatir, rudal Rusia akan jadi ancaman bagi negara mereka.
Namun lantaran dinamika konflik yang kini melibatkan tiga negara Barat, sumber mengatakan, Rusia berubah pikiran. Pada 7 April lalu, AS cs menyerang fasilitas yang diyakini tempat Suriah memproduksi senjata kimia. Serangan dilancarkan setelah rezim Bashar al-Assad dituding kembali menggunakan senjata kimia untuk membantai warga Ghouta.
Sumber mengatakan, serangan AS tersebut membuat Rusia menghapuskan tanggung jawab moral terhadap Israel. Menurut sumber, S-300 akan diberikan secara cuma-cuma alias gratis kepada Assad dan ini akan membuat Israel "menderita" jika menyerang Suriah.
ADVERTISEMENT
Jika sumber Kommersant tepat, Suriah akan menerima S-300 versi PMU-2 untuk perlindungan serangan dari rudal di jarak yang sangat tinggi dan jet tempur. Sumber militer Rusia mengatakan, S-300 ini akan diberikan secepatnya kepada Suriah dan telah memprediksi Israel akan menyerang lokasi keberadaan sistem pertahanan ini.
"Komponen S-300 (stasiun radar, mesin transportasi, pos kendali, peluncur) akan dikirimkan ke Republik (Suriah) entah oleh pesawat transportasi atau oleh Angkatan Laut Rusia," tulis Kommersant.
Namun Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah laporan tersebut. Dia mengatakan, rencana pengiriman S-300 ke Suriah masih belum rampung diputuskan.
"Kami masih menunggu keputusan spesifik yang akan diambil pemimpin Rusia dan perwakilan Suriah," kata Lavrov.