Rusia dan Ukraina Sepakati Kirim Tim Ahli ke Situs Nuklir Zaporizhzhia

20 Agustus 2022 10:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rekaman kamera pengintai menunjukkan pendaratan suar di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia selama penembakan di Enerhodar, Zaporizhia Oblast, Ukraina, Jumat (4/3/2022). Foto: Zaporizhzhya NPP via YouTube/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Rekaman kamera pengintai menunjukkan pendaratan suar di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia selama penembakan di Enerhodar, Zaporizhia Oblast, Ukraina, Jumat (4/3/2022). Foto: Zaporizhzhya NPP via YouTube/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyetujui pengerahan sekelompok inspektur independen ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina pada Jumat (19/8).
ADVERTISEMENT
Putin mempertimbangkan permintaan untuk mengirimkan misi Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Dia menyampaikan kesediaan itu dalam panggilan telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Mereka sepakat bahwa IAEA harus menilai situasi di lapangan sesegera mungkin.
Putin mengakui bahaya yang tumbuh akibat pertempuran di dekat lokasi tersebut. Namun, dia menuduh Ukraina bertanggung jawab dalam memicu risiko itu.
"[Putin] menekankan bahwa penembakan sistematis oleh militer Ukraina di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia menciptakan bahaya bencana skala besar," jelas Kremlin, dikutip dari AFP, Sabtu (20/8).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Turki Tayyip Erdogan melihat penandatanganan saat pertemuan di Lviv, Ukraina Kamis (18/8/2022). Foto: Ukrainian Presidential Press Service via Reuters
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga telah menyetujui parameter misi tersebut pada Kamis (18/8). Saat itu, Zelensky tengah melanjutkan negosiasi terkait di Lviv.
Presiden Turki, Recep Recep Tayyip Erdogan, dan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menghadiri pertemuan tatap muka tersebut.
ADVERTISEMENT
Selama pembicaraan, Erdogan mengulangi peringatannya terhadap pertempuran di sekitar pabrik itu. Zelensky turut mendesak PBB untuk mengamankan PLTN Zaporizhzhia.
"Musim panas ini mungkin tercatat dalam sejarah berbagai negara Eropa sebagai salah satu yang paling tragis sepanjang masa," ujar Zelensky.
"Tidak ada instruksi di PLTN mana pun di dunia yang menyediakan prosedur bila negara teroris mengubah PLTN itu menjadi target," lanjut dia.
Sebuah mobil hancur bertanda huruf "V" terlihat di dekat struktur New Safe Confinement (NSC) di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, di Chernobyl, Ukraina, Sabtu (16/4/2022). Foto: Gleb Garanich/REUTERS
Gejolak pertempuran tidak kunjung mereda di sekitar situs yang dikendalikan Rusia sejak Maret. Kedua belah pihak saling menuduh satu sama lain meningkatkan risiko mengulang bencana Chernobyl.
Moskow meyakini, Kiev tengah mempersiapkan provokasi di fasilitas tersebut. Sehingga, tuduhan atas bencana buatan manusia akan menargetkan Rusia.
Ukraina membalikkan tudingan itu kepada Rusia. Pihaknya mengatakan, pendudukan mereka justru telah memaksa mayoritas staf pabrik untuk tinggal di rumah.
ADVERTISEMENT
Guterres lantas mendesak pasukan Rusia untuk tidak memutus jaringan PLTN Zaporizhzhia. Sebab, tindakan itu berpotensi memotong pasokan listrik bagi jutaan orang di Ukraina.
"Tentunya, listrik dari Zaporizhzhia adalah listrik Ukraina. Prinsip ini harus sepenuhnya dihormati," tegas Guterres.
"Tentu saja, energinya harus digunakan oleh rakyat Ukraina," tambah dia dalam pernyataan terpisah.