Rusia Dituduh Rencanakan Kudeta Pemerintahan Moldova

14 Februari 2023 11:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Moldova Maia Sandu Jumat (10/2/2023). Foto: Aurel Obreja/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Moldova Maia Sandu Jumat (10/2/2023). Foto: Aurel Obreja/AP Photo
ADVERTISEMENT
Presiden Moldova Maia Sandu menduga Rusia berupaya menggulingkan pemerintahannya. Ia yakin Rusia ingin mengendalikan Moldova secara penuh.
ADVERTISEMENT
Menurut Sandu tujuan utama Rusia mengudeta Pemerintahan Moldovo adalah mencegah negaranya bergabung dengan Uni Eropa. Padahal bergabung Uni Eropa adalah aspirasi mayoritas negara pecahan Uni Soviet itu.
"Rencana untuk periode berikutnya melibatkan tindakan pengalihan perhatian dengan pelatihan militer, kamuflase dengan pakaian sipil, yang berujung tindak kekerasan, penyerangan gedung pemerintahan hingga penyanderaan," kata Sandu dalam konferensi pers di ibu kota Chisinau seperti dikutip dari Associated Press.
Presiden Moldova Maia Sandu mengumumkan dia mencalonkan sebagai Perdana Menteri menunjuk Dorin Recean untuk membentuk pemerintahan baru di Chisinau, Moldova, Jumat (10/2/2023). Foto: Aurel Obreja/AP Photo
Aspirasi Moldova bergabung Uni Eropa memuncak usai Rusia menginvasi Ukraina hampir setahun lalu. Moldova kemudian merespons dengan mendekatkan diri dengan Barat.
Pada Juni 2022, Moldova mendapat status kandidat anggota Uni Eropa. Status serupa turut didapatkan Ukraina.
Sandu percaya makin mesranya Moldova dengan Barat memicu tindakan Rusia untuk menggagalkan upaya penggabungan Moldova dengan Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
"Usaha Kremlin untuk menciptakan kekerasan di negara kami tidak akan berhasil," tegas Sandu.
Sandu juga mengeklaim Rusia menginginkan Moldova dipakai dalam perang melawan Ukraina, tanpa membeberkan detail pernyataan itu. Ia hanya mengatakan mendapat laporan itu dari badan intelijennya.
"Saya memastikan seluruh institusi negara bekerja demi mencegah segala tantangan itu dan menjaga situasi tetap terkendali," ucap dia.
Sampai sekarang belum ada tanggapan dari Rusia terkait tuduhan yang disampaikan Moldova.