Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Rusia mengeklaim telah mengevakuasi 371 warga sipil dari wilayah Kursk yang baru saja direbut kembali dari pasukan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Langkah ini diumumkan penjabat Gubernur Kursk, Alexander Khinshtein, pada Minggu (16/3).
Evakuasi mencakup 14 anak-anak. Sebanyak 220 orang kini tinggal di fasilitas sementara di Kursk, sementara lainnya menetap bersama kerabat.
Kementerian Pertahanan Rusia merilis rekaman warga yang sebagian besarnya ialah lansia. Mereka dibawa dengan mobil van kecil dari Sudzha dan Kazachya Loknya.
Warga tersebut tampak mengantre di sebuah sekolah yang rusak, didampingi tentara Rusia.
Namun, tidak semua warga sipil berhasil keluar.
Sejak Ukraina melancarkan serangan mendadak pada Agustus 2024, banyak yang terjebak di wilayah yang kini berada di bawah kendali Kiev. Kerabat mereka di Kursk telah meminta jalur evakuasi, tetapi belum ada kejelasan.
Rusia geram karena minimnya informasi dari otoritas lokal mengenai nasib mereka yang masih berada di wilayah Ukraina.
ADVERTISEMENT
Tidak diketahui pasti berapa banyak yang tertinggal di seberang garis depan dan terpisah dari keluarga mereka di Kursk.
Di sisi lain, Ukraina juga berupaya memulangkan warganya yang masih terjebak di wilayah yang dikuasai Rusia sejak invasi Moskow pada 2022.
Di hari yang sama, Minggu (16/3), perwakilan Rusia dan Amerika Serikat tengah membahas langkah selanjutnya untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Beberapa jam sebelumnya, Eropa mendesak Moskow untuk berkomitmen pada gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari.
Setelah perundingan di Arab Saudi, pekan ini AS mengusulkan penghentian pertempuran dalam perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Proposal itu disetujui Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin masih belum memberikan respons jelas. Sebaliknya, ia mencantumkan serangkaian persyaratan dan mengajukan "pertanyaan serius" atas usulan tersebut.
ADVERTISEMENT