Rusia Giliran Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB, Ukraina Geram

1 April 2023 16:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat sidang dewan keamanan PBB Foto: Reuters/Brendan McDermid
zoom-in-whitePerbesar
Rapat sidang dewan keamanan PBB Foto: Reuters/Brendan McDermid
ADVERTISEMENT
Rusia telah menerima estafet presidensi Dewan Keamanan PBB (United Nations Security Council/UNSC), di tengah tekanan dari Ukraina yang mendesak para anggota untuk mencegah hal tersebut terjadi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Guardian, mulai Sabtu (1/4) giliran Moskow yang akan memegang presidensi bulanan UNSC yang beranggotakan 15 negara tersebut, sesuai dengan rotasi yang tidak terpengaruh oleh perang di Ukraina. Rusia akan memegang presidensi ini selama satu bulan ke depan.
Artinya, saat ini UNSC dipimpin oleh sebuah negara yang melancarkan invasi ke negara lain dengan pemimpin yang pada bulan lalu diberikan surat perintah penangkapan oleh International Criminal Court (ICC) atas tuduhan kejahatan perang dan deportasi anak-anak paksa.
Rusia terakhir kali memegang jabatan penting di badan PBB ini pada Februari 2022 lalu — ketika Presiden Vladimir Putin mengerahkan ribuan pasukannya ke Ukraina.
Adapun presidensi di UNSC sebagian besar bersifat prosedural, tetapi Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzia mengungkapkan dirinya berencana untuk mengawasi beberapa diskusi di UNSC, termasuk soal kontrol senjata.
Vassily Nebenzia, Duta Besar Rusia di PBB. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
Kepada TASS, Nebenzia mengatakan akan membahas persoalan tatanan dunia baru pada sesi pertemuan UNSC nantinya. Menurut Nebenzia, tatanan dunia baru akan datang untuk menggantikan tatanan unipolar di dunia — yang saat ini didominasi oleh pengaruh Barat.
ADVERTISEMENT
Posisi Rusia sebagai Presiden UNSC di tengah invasi pun membuat pihak Kiev geram. Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menyebut kepresidenan Rusia sebagai lelucon terburuk yang pernah ada pada ‘April Mop’.
Kuleba kemudian menyinggung soal fungsi arsitektur keamanan internasional yang dinilai salah dengan membiarkan Rusia memegang presidensi UNSC. Secara terpisah, penasihat kepresidenan Ukraina, Mykhaylo Podolyak, menyampaikan argumen serupa.
“Langkah tersebut adalah pemerkosaan lain terhadap hukum internasional — sebuah entitas yang mengobarkan perang yang agresif, melanggar norma-norma hukum humaniter dan kriminal, menghancurkan Piagam PBB, mengabaikan keamanan nuklir, tidak dapat mengepalai badan keamanan utama di dunia,” ungkap Podolyak.
Rapat sidang dewan keamanan PBB Foto: Reuters/Brendan McDermid
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada tahun lalu juga sempat menyerukan agar UNSC direformasi atau bahkan dibubarkan saja. Dia melayangkan protes kepada UNSC yang dinilai gagal mengambil tindakan tegas untuk mencegah terjadinya invasi Rusia ke Ukraina.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Zelensky turut menyerukan agar status keanggotaan Rusia di UNSC dapat dicabut.
Meski begitu, terlepas dari keluhan Ukraina — Amerika Serikat berargumen, mereka tidak dapat menghalangi Rusia selaku anggota tetap UNSC untuk tidak menerima giliran presidensi.
Selain Rusia, terdapat empat negara anggota tetap lainnya yaitu AS, Prancis, Inggris, dan China — kelima negara ini memiliki hak veto atas setiap keputusan yang diambil di UNSC.
Di sisi lain, AS menambahkan bahwa pihaknya tidak bisa berbuat banyak, lantaran Piagam PBB tidak mengizinkan pencopotan anggota tetap di UNSC. Penjelasan itu disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, dalam sebuah konferensi pers pada pekan ini.
Sidang pertama Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dibuka pada 10 Januari 1946 di Central Hall di London, Inggris. Selama sesi inilah Dewan Keamanan bertemu untuk pertama kalinya. Foto: News.un.org/PBB/Marcel Bolomey
“Sayangnya, Rusia adalah anggota tetap Dewan Keamanan dan tidak ada jalur hukum internasional yang layak untuk mengubah kenyataan tersebut,” kata Jean-Pierre, seperti dikutip dari BBC.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, UNSC salah satu adalah badan internasional PBB penting yang dibentuk sejak Perang Dunia II usai, tepatnya pada 1945 dan bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian global. Secara permanen, lima negara — anggota tetap, diwakili di UNSC.
Kelima negara anggota tetap itu mencerminkan struktur kekuasaan pasca-perang yang berkuasa saat UNSC dibentuk, lantara mereka dianggap telah berperan besar dalam menstabilkan kondisi global usai Perang Dunia II berakhir.
****
kumparan bagi-bagi berkah senilai jutaan rupiah. Jangan lewatkan beragam program spesial lainnya. Kunjungi media sosial kumparan untuk tau informasi lengkap seputar program Ramadhan! #BerkahBersama