Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Rusia Hentikan Pengiriman Gas ke Eropa Lewat Pipa Nord Stream 1
31 Agustus 2022 14:58 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pipa Nord Stream 1 tengah menjalani pemeliharaan kompresor yang tersisa di fasilitasnya. Artinya, pasokan gas tidak akan mengalir ke Jerman dari 31 Agustus sampai 3 September.
Pada Juli, pipa tersebut sempat mendapatkan pemeliharaan selama sepuluh hari. Tidak seperti sebelumnya, pemadaman terbaru diumumkan kurang dari dua pekan sebelum perawatan.
Proses itu juga tidak dikerjakan oleh Nord Stream AG. Pemeliharaan mendatang justru akan diselesaikan oleh perusahaan energi pemerintah Rusia, yakni Gazprom.
Rusia telah memangkas pasokan dari pipa itu menjadi 40 persen dari kapasitasnya aslinya pada Juni. Pihaknya kembali mengurangi kapasitas tersebut menjadi 20 peren pada Juli.
Pemerintah Eropa mengkhawatirkan kemungkinan perpanjangan pemadaman. Mereka menganggapnya sebagai balasan atas sanksi Barat terhadap Rusia akibat menginvasi Ukraina.
ADVERTISEMENT
Pihaknya melayangkan tuduhan tersebut terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin. Menurutnya, Putin memanfaatkan pasokan energi sebagai senjata perang.
Tetapi, Moskow membantah tudingan itu. Rusia meyakinkan, pemadaman hanya dilakukan untuk menjaga kelancaran operasi pipa. Gazprom turut menggarisbawahi sanksi yang mencegah pengembalian dan pemasangan peralatan pipa.
Rusia telah sepenuhnya memutus pasokan gas pula menuju Bulgaria, Denmark, Finlandia, Belanda, dan Polandia. Sejak melancarkan invasi, Rusia turut mengurangi aliran melalui jalur pipa lain.
Pembatasan semacam itu akan meningkatkan krisis energi. Harga gas grosir bahkan telah melonjak lebih dari 400 persen sejak Agustus.
Demi meringankan beban konsumen, pemerintah negara-negara Eropa terpaksa menghabiskan dana miliaran. Jerman sendiri mencatat level tertinggi inflasi dalam hampir 50 tahun pada Agustus.
ADVERTISEMENT
Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, mengungkap bahwa pipa itu tidak mengalami masalah teknis sebagaimana klaim Rusia. Dia lantas berambisi menggantikan impor gas Rusia pada pertengahan 2024.
Kepala Badan Jaringan Federal Jerman, Klaus Mueller, turut memberikan komentar terkait. Dia mengatakan, Jerman mendapati kemajuan dalam mengisi fasilitas penyimpanan gasnya. Namun, pasokan tersebut tidak mencukupi untuk musim dingin.
Penghentikan Nord Stream tidak hanya memperumit pengisian fasilitas penyimpanan gas di negara-negara terdampak. Tindakan tersebut dapat mengindikasikan penghentian total oleh Rusia.
Jerman telah menyentuh 83,26 persen dari target 85 persen dalam penyimpanan gas nasional menjelang 1 Oktober. Namun, negara tersebut kesulitan memenuhi target 95 persen pada 1 November.
Sebagian orang lantas memotong konsumsi energi mereka secara sukarela. Perusahaan-perusahaan juga bersiap menghadapi penjatahan energi dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Uni Eropa membidik target 80 persen dalam penyimpanannya untuk 1 Oktober. Secara keseluruhan, UE telah mengumpulkan 79,94 persen pasokan gas.
Pemadaman yang kerap terjadi memperkuat kekhawatiran atas kekurangan tersebut. Tetapi, analis mengatakan, Rusia tidak akan memperpanjang pemadaman itu.
"Bila Rusia melakukannya, tidak akan ada lagi elemen kejutan dan pendapatan yang berkurang," terang para analis di Goldman Sachs, dikutip dari Reuters, Rabu (31/8).
"Sedangkan aliran rendah dan penurunan sesekali ke angka nol berpotensi menjaga volatilitas pasar dan tekanan politik di Eropa lebih tinggi," tambah mereka.