Rusia Ingin Ikut China Larang Impor Seafood dari Jepang Imbas Limbah Nuklir

27 September 2023 11:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makanan laut impor Jepang terlihat di supermarket di Hong Kong, Jumat (24/8/2023).  Foto: Tyrone Siu/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Makanan laut impor Jepang terlihat di supermarket di Hong Kong, Jumat (24/8/2023). Foto: Tyrone Siu/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rusia sedang mempertimbangkan untuk melarang impor seafood (makanan laut) dari Jepang, usai tahap pertama pembuangan air limbah nuklir radioaktif rampung beberapa pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Rencana itu hendak dilakukan Moskow, menyusul langkah serupa yang sebelumnya telah diambil China pada Agustus lalu — tak lama setelah pembuangan limbah nuklir pertama kalinya dimulai.
Dikutip dari AFP, badan pengawas keamanan pangan Rusia, Rosselkhoznadzor, mengkonfirmasi rencana tersebut dalam keterangannya pada Selasa (26/9).
Dikatakan bahwa saat ini pihaknya sedang mengupayakan negosiasi dengan Tokyo dan Beijing mengenai larangan impor dan membahas keamanan ekspor laut Jepang.
Adapun Rusia adalah salah satu eksportir seafood terbesar ke China dan sedang berusaha meningkatkan pangsa pasarnya.
"Dengan mempertimbangkan kemungkinan risiko kontaminasi radiasi pada produk, Rosselkhoznadzor sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk bergabung dengan pembatasan China terhadap pasokan produk ikan dari Jepang," bunyi pernyataan mereka.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, sambung Rosselkhoznadzor, keputusan akhir akan dibuat setelah negosiasi dengan pihak Jepang.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyantap makanan laut dari Prefektur Fukushima pada pertemuan makan siang, di Tokyo, Jepang. Foto: Kyodo/via REUTERS
Saat ini, Rosselkhoznadzor telah mengusulkan diadakannya negosiasi dalam waktu dekat. Pihaknya pun telah meminta informasi mengenai pengujian radiologi Jepang terhadap seafood yang diekspor pada 16 Oktober — termasuk kandungan tritiumnya.
Tritium adalah isotop radioaktif yang terkandung dalam air limbah nuklir dan sulit dihilangkan dari air. Zat ini bisa berbahaya bagi manusia jika terpapar dalam dosis besar.
Menurut otoritas perikanan Rusia, negara ini mengekspor sekitar 2,3 juta metrik ton seafood pada tahun lalu senilai USD 6,1 miliar (Rp 95 triliun) dengan China, Korea Selatan, dan Jepang sebagai importir terbesarnya.
Menanggapi pengumuman terbaru Rosselkhoznadzor, pemerintah Jepang mengatakan bakal melakukan penelusuran lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno pada Rabu (27/9) kembali menegaskan air limbah yang diolah PLTN Fukushima Daiichi sudah dipastikan aman untuk dibuang ke Samudra Pasifik bagi manusia dan makhluk hidup sekitarnya.
Lokasi penyimpanan air olahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang. Foto: Kyodo via Reuters
Air limbah nuklir PLTN Daiichi, kata Matsuno, sudah diolah dengan standar internasional untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif — kecuali tritium. Air limbah ini kemudian diencerkan hingga mencapai tingkat keamanan sesuai standar sebelum dibuang ke lautan.
Matsuno lalu menyebut bahwa kritik dari Rusia dan China tidak didukung oleh bukti ilmiah.
"Kami sangat meminta Rusia untuk bertindak berdasarkan bukti ilmiah," ujarnya.
Dia kemudian menambahkan bahwa Rusia termasuk dalam anggota tim ahli Fukushima dari otoritas nuklir PBB International Atomic Energy Agency (IAEA) yang menyetujui rencana pembuangan air limbah tersebut pada Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan terbaru soal pengujian air limbah nuklir, Kementerian Lingkungan Hidup Jepang pada Senin (25/9) menyebut hasil analisis air laut — yang diambil sampelnya pada 19 September, menunjukkan bahwa kandungan tritium tersebut berada di bawah standar dan tidak akan berdampak buruk pada kesehatan manusia serta lingkungan.