Rusia Izinkan Tentara Cadangan Bekukan Sperma agar Tetap Bisa Punya Keturunan

28 Desember 2022 18:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang tentara cadangan Rusia yang baru bersiap menembakkan peluncur granat berpeluncur roket (RPG) selama pelatihan di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia. Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang tentara cadangan Rusia yang baru bersiap menembakkan peluncur granat berpeluncur roket (RPG) selama pelatihan di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia. Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah Rusia mengizinkan tentara cadangannya yang direkrut dalam mobilisasi militer untuk melakukan pembekuan sperma (sperm banking) secara gratis.
ADVERTISEMENT
Hak ini diberikan agar para tentara tersebut masih dapat memperoleh keturunan meskipun meninggal dalam perang. Hal ini disampaikan oleh Ketua Persatuan Pengacara Rusia, Igor Trunov, pada Rabu (28/12).
Trunov mengatakan, Kementerian Kesehatan Rusia telah menanggapi permohonannya untuk memberikan bantuan anggaran bagi tentara yang ingin memanfaatkan layanan pembekuan sperma itu.
"[Kementerian Kesehatan] menentukan kemungkinan dukungan keuangan dari anggaran federal untuk konservasi gratis dan penyimpanan sel sperma [spermatozoa] untuk warga yang dimobilisasi untuk berpartisipasi dalam operasi militer khusus untuk 2022-2024," kata Trunov, seperti dikutip dari TASS.
Proses pembekuan sperma akan dilakukan di cyrobank. Sel sperma yang diberikan nantinya akan diawetkan dengan suhu udara rendah agar dapat digunakan di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga dari pemberi sperma boleh menggunakannya kapan pun secara gratis sesuai dengan ketentuan dari asuransi kesehatan.
Al Jazeera melansir, peningkatan permintaan pembekuan sperma mulai muncul pada Oktober 2022 saat Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsialnya ke Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu (ketiga dari kanan) bertemu dengan tentara saat kunjungan di pusat pelatihan militer Distrik Militer Barat di kota Ryazan, Rusia, Kamis (20/10/2022). Foto: Mikhail Klimentyev / Sputnik / AFP
Lonjakan permintaan tersebut dipicu oleh kekhawatiran keluarga jika suami mereka tewas ketika sedang menjalankan tugasnya di medan perang. Akibatnya, mereka khawatir tidak dapat memiliki anak.
"Dulu, orang dengan penyakit kronislah yang menjadi pelanggan utama. Sekarang laki-laki sehat membekukan sperma mereka. Jika terjadi sesuatu pada mereka, sehingga mereka dapat memiliki jaminan kemungkinan untuk menjadi ayah," kata jurnalis BBC Steve Rosenberg pada Oktober lalu.
Sejak invasi ke Ukraina dimulai, tercatat sekitar 100.000 tentara Rusia tewas dan terluka dalam pertempuran. Guna menutupi kemunduran militer mereka, Moskow merekrut lebih dari 300.000 laki-laki usia produktif untuk bergabung dalam mobilisasi militer parsial sebagai tentara cadangan.
ADVERTISEMENT
Penulis: Thalitha Yuristiana.