Rusia Kerahkan Sistem Pertahanan Rudal ke Pulau Kuril Dekat Jepang

6 Desember 2022 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
S-400 Triumf, sistem pertahanan rudal Rusia. Foto: Kantor Berita Rusia TASS
zoom-in-whitePerbesar
S-400 Triumf, sistem pertahanan rudal Rusia. Foto: Kantor Berita Rusia TASS
ADVERTISEMENT
Rusia mengerahkan sejumlah sistem rudal pertahanan pesisir bergerak Bastion ke Pulau Paramushir pada Senin (5/12).
ADVERTISEMENT
Sistem tersebut dapat menembakkan rudal dengan jangkauan penerbangan hingga 500 kilometer. Kementerian Pertahanan Rusia turut mendirikan sebuah kamp militer di Pulau Paramushir.
Fasilitas ini menyediakan akomodasi, rekreasi, makanan, serta layanan lainnya bagi para personel sepanjang tahun.
"Prajurit pesisir Armada Pasifik akan terus berjaga sepanjang waktu untuk mengontrol wilayah perairan dan zona selat yang berdekatan," jelas Kemhan Rusia, dikutip dari Reuters, Selasa (6/12).
Secara administratif, Pulau Paramushir merupakan bagian dari Distrik Severo-Kurilsky, Oblast Sakhalin, Rusia.
Pulau Paramushir termasuk dalam gugusan Kepulauan Kuril yang membentang antara Jepang dan Semenanjung Kamchatka di Rusia.
Kepulauan yang disengketakan ini dikenal dengan nama Kepulauan Chishima di Jepang. Tokyo menguasai wilayah tersebut pada 1875 dengan syarat harus menyerahkan Pulau Sakhalin kepada Rusia.
ADVERTISEMENT
Rusia kemudian memperoleh kembali Kepulauan Kuril usai Perang Dunia II. Namun, Jepang mengeklaim empat pulau di wilayah paling selatan Kepulauan Kuril yang disebut sebagai Teritorial Utara.
Keempat pulau itu mencakup dua dari tiga pulau terbesar, yakni Iturup dan Kunashir, serta Pulau Shikotan dan Habomai.
Orang-orang mengikuti protes terhadap tindakan Rusia di Ukraina, selama rapat umum di dekat Kedutaan Besar Rusia di Tokyo, Jepang, Senin (4/4/2022). Foto: Philip Fong/AFP
Pengerahan sistem pertahanan rudal ke wilayah ini terjadi setahun setelah Rusia menempatkan sistem Bastion pula di Pulau Matua yang terletak di bagian tengah bukit Kepulauan Kuril.
Ketua Sekretariat Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, mengatakan pemerintahnya akan memantau aktivitas militer Rusia.
Dia menggarisbawahi, kegiatan militer ini meningkat di wilayah timur jauh bersamaan dengan invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari.
Wadah pemikir yang berbasis di Washington, Center for Strategic and International Studies, meyakini bahwa militerisasi Rusia di Kepulauan Kuril tidak terdeteksi lantaran dibayangi perang di Ukraina.
ADVERTISEMENT
"Langkah-langkah Rusia untuk meningkatkan kehadirannya menunjukkan bahwa pulau-pulau itu akan terus memainkan peran yang merusak di masa depan hubungan Rusia-Jepang," tulis laporan yang dipublikasikan pada September.
"Dan bahwa Jepang dan Amerika Serikat harus memperdalam konsultasi mengenai kegiatan Rusia di kawasan itu," imbuhnya.
Jepang telah bergabung dengan sekutu-sekutunya dari Barat dalam menerapkan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Sebagai balasan, Kremlin akhirnya menarik diri dari pembicaraan perjanjian damai dengan Jepang. Pihaknya turut membekukan proyek-proyek ekonomi bersama terkait dengan Kepulauan Kuril.