Rusia Luncurkan 56 Misil dan 113 Rudal Jelajah ke Ukraina Sejak Awal Invasi

1 Maret 2022 11:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
S-400 Triumf, sistem pertahanan rudal Rusia. Foto: Kantor Berita Rusia TASS
zoom-in-whitePerbesar
S-400 Triumf, sistem pertahanan rudal Rusia. Foto: Kantor Berita Rusia TASS
ADVERTISEMENT
Rusia telah meluncurkan 56 serangan rudal dan 113 rudal jelajah ke Ukraina sejak awal invasi pada Kamis (24/2/2022) lalu. Hal tersebut diungkap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato pada Senin (28/2/2022).
ADVERTISEMENT
Zelensky menambahkan, Kremlin bahkan terus menggencarkan serangan saat dialog damai dilangsungkan. Salah satu serangan diarahkan ke Kharkiv.
Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov mengungkap, 9 warga sipil tewas dalam serangan roket tersebut. Di antara korban jiwa, terdapat tiga orang anak.
“Hari ini kami mengalami hari yang sangat sulit. Ini menunjukkan kepada kami bahwa ini bukan hanya perang, ini adalah pembantaian rakyat Ukraina,” tulis Terekhov, seperti dikutip dari CNN.
“Rudal-rudal itu menghantam bangunan tempat tinggal, membunuh dan melukai warga sipil yang damai. Kharkiv sudah lama tidak melihat kerusakan seperti itu. Dan ini mengerikan,” sambungnya.
Ukraina menuduh Kremlin tak sungkan menunjukkan kebrutalan. Empat orang yang keluar dari tempat penampungan untuk mengambil air dibantai. Keluarga dengan dua orang dewasa dan tiga anak-anak bahkan dibakar hidup-hidup di dalam mobil mereka.
ADVERTISEMENT
Melihat kengerian itu, Zelensky lantas menyebut Rusia telah melakukan kejahatan perang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Umit Bektas/REUTERS
“Kharkiv adalah kota yang damai, ada daerah pemukiman yang damai, tidak ada fasilitas militer. Puluhan saksi mata membuktikan bahwa ini bukan satu tembakan palsu, tetapi pembinasaan orang yang disengaja: Rusia tahu ke mana mereka menembak,” ungkap Zelensky dalam pidato.
Usai rentetan serangan tersebut, Zelensky menyerukan zona larangan terbang untuk rudal, pesawat dan helikopter Rusia secara global. Gedung Putih kemudian menanggapi, pihaknya tidak mendukung keputusan tersebut.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, pemberlakuan larangan akan menarik AS ke dalam konflik militer langsung.
“Itu pada dasarnya berarti militer AS akan menembak jatuh pesawat, Rusia pesawat. Itu bukan sesuatu yang ingin dilakukan presiden,” tutur Psaki.
ADVERTISEMENT