Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Rusia Penjarakan Warga Denmark Pengikut Saksi Yehova
6 Februari 2019 18:58 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Pengadilan Rusia pada Rabu (6/2) memvonis pria Denmark penganut ajaran Saksi Yehova enam tahun penjara. Pengadilan menyatakan, Dennis Christensen terbukti menggelar aktivitas terkait organisasi ekstremis terlarang di Rusia.
Christensen ditahan sejak Mei 2017 lalu. Penahanan dilakukan usai Christensen ikut serta dalam doa bersama di kota Oryol, 320 kilometer selatan ibu kota Moskow, setahun usai pengadilan memasukkan Saksi Yehova ke dalam kategori organisasi ekstrem terlarang.
Setelah sidang panjang, Rabu pekan ini pengadilan daerah kota Oryol akhirnya menjatuhkan vonis bersalah terhadap Christensen. Pria itu pun menjadi orang pertama yang dipenjara karena menjadi pengikut Saksi Yehova.
Merespons hukuman yang dijatuhkan kepadanya, Christensen mengaku tak bersalah dan menolak anggapan serta dugaan yang menyebut Saksi Yehova organisasi ekstrem.
"Saya hanya menjalankan agama dan itu legal serta sesuai dengan konstitusi Rusia yang menjamin kebebasan beragama bagi semua pemeluk agama," kata Christensen seperti dikutip dari Reuters, Rabu (6/2).
Pengacara Christensen, Anton Bogdanov memastikan akan mengajukan banding. Dia menegaskan, keputusan pengadilan tidak sah dan bagian dari upaya Pemerintah Rusia meredam kebebasan beragama.
Sementara Menteri Luar Negeri Denmark Andres Samuelsen menyebut negaranya sangat khawatir dengan vonis atas Christensen. Denmark meminta Rusia menghargai kebebasan beragama.
Semenjak Putin berkuasa, kelompok Ortodoks, yang merupakan aliran yang dianut Putin, dinilai semakin menguasai aspek kehidupan beragama di Rusia.
Ajaran seperti Saksi Yehova dianggap berbahaya dan menyeleweng dari nilai-nilai tradisonal Kristiani. Oleh sebab itu, belakangan ini, Saksi Yehova semakin mendapat tekanan hampir di seluruh penjuru Rusia.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini