Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Rusia Peringatkan Barat Hentikan Serangan Siber: Kalian Memicu Perang Militer
10 Juni 2022 0:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Rusia memperingatkan negara Barat terkait serangan siber yang marak dilancarkan kepada beberapa website penting milik pemerintah. Terbaru, website Kementerian Perumahan Rusia diretas oleh hacker Barat.
ADVERTISEMENT
Para hacker dari Barat itu meretas website Kementerian Perumahan Rusia dan mengubah tampilan dengan tulisan 'Kemuliaan untuk Ukraina'. Tulisan itu ditulis dalam bahasa Ukraina.
Selain Kementerian Perumahan, beberapa website penting milik lembaga Rusia termasuk media tak luput dari serangan hacker.
Rusia memastikan, mereka tidak akan tinggal diam terhadap serangan siber ini. Menurutnya, ada konsekuensi serius jika peretasan terus dilakukan.
"Yakinlah, Rusia tidak akan membiarkan tindakan agresif tidak terjawab," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dikutip dari Reuters, Jumat (10/6).
"Semua langkah akan kami ukur, ditargetkan sesuai dengan undang-undang dan hukum internasional kami," lanjut mereka.
Kemlu Rusia menuturkan, konsekuensi terburuk yakni ancaman perang militer dengan negara Barat.
"Militerisasi ruang informasi oleh Barat dan upaya untuk mengubahnya menjadi arena konfrontasi antarnegara, sangat meningkatkan ancaman perang militer secara langsung. Ada konsekuensi yang tak terduga," kata Kemlu Rusia.
Sebelumnya, Presiden rusia Vladimir Putin mengatakan jumlah serangan siber di Rusia telah meningkat beberapa kali lipat pada Mei lalu. Ia meminta keamanan IT diperkuat.
ADVERTISEMENT
Serangan siber semakin marak di Rusia setelah mereka menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022. Serangan hacker ini seringkali menampilkan informasi yang bertentangan dengan alasan Rusia menyerang Ukraina.
Rusia menyerang Ukraina dengan alasan operasi militer khusus untuk melucuti senjata dan melindunginya dari fasis. Ukraina dan negara-negara Barat menolak klaim Rusia sebagai dalih untuk invasi ilegal.