Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Rusia Perluas UU Anti-LGBT, Propaganda Hubungan Sejenis Dilarang Total
1 November 2022 12:08 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 6 Desember 2022 11:02 WIB
ADVERTISEMENT
Parlemen Rusia menyetujui menyetujui amandemen undang-undang anti LGBT+ pada Senin (31/10). Tindakan tersebut diambil di tengah makin bergejolaknya konflik Rusia-Ukraina.
ADVERTISEMENT
Reuters melaporkan majelis rendah Rusia atau Duma telah memberikan dukungannya terhadap Rancangan Undang-undang (RUU) yang melarang segala bentuk propaganda hubungan LGBT pada Kamis (27/10) lalu.
Sebelumnya, Rusia telah memiliki UU yang melarang propaganda LGBT+ pada 2013 lalu. Perluasan UU anti LGBT+ ini diajukan oleh anggota parlemen Rusia Alexander Khinshtein dan Nina Ostania.
Ostanina memberikan poin amandemen mengenai informasi yang disebarluaskan melalui pers, televisi, radio, dan internet tidak boleh bertentangan dengan nilai keluarga tradisional atau dilarang total.
Nilai tersebut juga berkorelasi dengan pelarangan propaganda hubungan seksual non-tradisional. Amandemen UU anti LGBT+ ini juga memberikan legitimasi bagi Rusia untuk menindak keras siapapun yang melanggarnya.
Sedangkan Khinshtein memperluas UU antI LGBT+ yang melarang propaganda yang menargetkan anak-anak, kini pelarangan itu mencakup semua usia. Siapapun yang menyebarkan pesan yang ditafsirkan secara positif oleh komunitas LGBT+ dapat didenda atau ditangkap. Kegiatan yang berhubungan dengan komunitas LGBT+ akan dilarang, mulai dari pawai pride, pemutaran film, hingga pameran.
ADVERTISEMENT
Pengesahan amandemen ini pada dasarnya berkaitan erat dengan perang yang tengah berlangsung. Contohnya ketika Khinstein mengemukakan kartun Inggris Peppa Pig adalah alat perang hibrida yang berupaya menormalkan hubungan sesama jenis.
Sikap Khinstein ini sejalan dengan Presiden Vladimir Putin yang turut mengkritik sudut pandang barat mengenai hubungan non-tradisional. Ia juga menyebut kediktatoran elit Barat merupakan ‘Setan’
“Apakah kita benar-benar ingin, di sini, di negara kita, di Rusia, alih-alih ibu dan ayah, memiliki orang tua nomor satu, orang tua nomor dua, orang tua nomor tiga? Apakah mereka sudah benar-benar gila?” kata Putin dalam pidatonya.
Berbeda dengan Rusia, Ukraina justru telah menjadi tuan rumah parade pride selama bertahun-tahun. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahkan mengeluarkan gagasan untuk melegalkan pernikahan sesama jenis.
ADVERTISEMENT
Salah satu politikus Rusia yang merupakan politisi transgender pertama di Rusia Yulia Alyoshina mengkritik kebijakan tersebut.
“Saya tidak pernah terlibat dalam propaganda seperti itu, tetapi saya tidak tahu bagaimana melanjutkan aktivitas politik publik, menjadi perempuan transgender terbuka,” tulis Alyoshina dalam akun Telegram miliknya.
Sejak 2013, diskriminasi dan represi kepada kelompok LGBT+ terus bergulir. Queer Rusia bahkan kehilangan pekerjaan mereka.
Penyerangan, pemerasan, dan perampokan menjadi hal yang kerap kali dialami oleh kelompok LGBT+. Tak hanya di level individu, amandemen UU ini juga membuat khawatir para pelaku seni karena kebijakan Rusia mempengaruhi ekspresi artistik mereka.
Penulis: Thalitha Yuristiana.