Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Rusia Sambut Baik Indonesia Masuk BRICS: Meningkatkan Gengsi Kelompok
10 Januari 2025 7:08 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Rusia menyambut baik masuknya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS terhitung mulai awal tahun 2025. Rusia berpandangan masuknya Indonesia meningkatkan gengsi blok ekonomi tersebut.
ADVERTISEMENT
Sambutan Rusia ini tertuang dalam siaran pers Kemlu Rusia, Kamis (9/1).
Rusia mengungkapkan, keinginan Indonesia gabung BRICS sebenarnya telah disetujui pada tahap pertama perluasan keanggotaan BRICS pada KTT di Johannesburg, Afrika Selatan, pada tahun 2023.
“Namun, dalam konteks pemilihan presiden tahun 2024, Indonesia memutuskan untuk menunda permintaan resmi untuk bergabung sambil menunggu pelantikan kepala negara baru dan pembentukan pemerintahan,” ungkap mereka.
Pada 2024, saat Rusia memegang jabatan ketua BRICS, Indonesia mengajukan permintaan resmi untuk bergabung dengan blok ini.
“Dokumen (permintaan bergabung) tersebut diperiksa sesuai dengan prinsip-prinsip panduan, standar, kriteria, dan prosedur untuk perluasan keanggotaan BRICS. Semua negara BRICS setuju, secara konsensus, untuk mendukung upaya Indonesia,” papar mereka.
Rusia mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar dan populasi terbanyak di Asia Tenggara, memiliki nilai-nilai BRICS yang sama, menganjurkan kerja sama multilateral berdasarkan prinsip-prinsip saling menghormati, keterbukaan, pragmatisme, solidaritas, dan konsensus.
“Masuknya Indonesia ke dalam BRICS akan semakin meningkatkan wibawa dan gengsi kelompok ini dan juga akan memfasilitasi konsolidasi yang konsisten dari negara-negara berkembang di belahan bumi selatan dan timur untuk menciptakan tatanan dunia multipolar yang lebih adil dan seimbang,” papar Rusia.
BRICS Jadi Ancaman Hegemoni Barat
BRICS semula beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa). Kemudian berkembang luas, dengan masuknya Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Terakhir Indonesia disetujui masuk.
ADVERTISEMENT
Sejumlah analis melihat, BRICS menjadi "ancaman" bagi dominasi atau hegemoni dunia Barat, terutama dalam dinamika geopolitik dan ekonomi global.
Apalagi salah satu agenda BRICS adalah mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional. Hal ini dapat melemahkan dominasi dolar sebagai mata uang cadangan global.
Agenda ini tahun lalu membuat Donald Trump sebagai presiden AS terpilih meradang dan mengancam anggota BRICS yang melakukan dedolarisasi akan dikenai tarif impor 100 persen.