Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
![Prajurit ambil bagian dalam latihan taktis dan khusus bersama Kementerian Dalam Negeri Ukraina di kota hantu Pripyat, dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl. Foto: Sergei Supinsky / AFP](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/60b22b4145125d7180db87dd4f6bfc76b61c0ddf4979db75822f8d507e1d7f65.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Ukraina melaporkan kepada IAEA hari ini bahwa pasukan Rusia telah menembaki sejumlah pos pemeriksaan di Kota Slavutych yang merupakan tempat tinggal banyak petugas situs nuklir Chernobyl, dan menempatkan mereka dalam risiko," tutur pernyataan dari agensi yang berbasis di Vienna tersebut, seperti dikutip dari AFP.
Dirjen IAEA, Rafael Grossi, menyebut insiden itu melanda hanya beberapa hari usai rotasi petugas teknis PLTN Chernobyl. Para petugas itu baru kembali ke rumah mereka di Slavutych untuk berisirahat seletah berjerih hingga empat pekan tanpa henti.
Badan PBB itu turut mengingatkan perihal serangan yang memicu kebakaran hutan di sekitar pabrik. Kendati demikian, kobaran api itu tidak memancarkan pelepasan zat radioaktif.
Selain menimbulkan kebakaran, Moskow disebut telah menjarah laboratorium analis lingkungan pula. Usai menerima laporan itu, sejumlah negara Barat turut mengeluarkan peringatan.
ADVERTISEMENT
"Serangan Rusia telah mempertaruhkan keselamatan dan keamanan situs nuklir di Ukraina. Kegiatan militer Rusia menciptakan risiko ekstrem bagi penduduk dan lingkungan, dengan potensi hasil bencana," tegas para pemimpin G7 dalam sebuah pernyataan bersama.
Sebelumnya, Kremlin mengambil alih pabrik tersebut pada hari pertama invasi, yakni 24 Februari lalu. Sekitar 100 teknisi Kiev kemudian tetap melanjutkan tugas mereka di lokasi radioaktif itu.
Grossi telah berulang kali memperingatkan bahaya yang dipicu akibat terjangan terhadap situs-situs nuklir. Fasilitas nuklir di Ukraina menampung hingga 15 reaktor secara keseluruhan.
Kepala IAEA itu kemudian menegaskan kembali intensi untuk mengerahkan peralatan dan staf yang mumpuni demi keamanan PLTN Chernobyl. Ia tak ingin tragedi terbesar dalam sejarah pada 1986 lalu kembali terulang.
ADVERTISEMENT
Grossi turut mengkritik pihak-pihak yang terlibat sebab belum mencapai kesepakatan untuk menghentikan konflik itu. Rusia dan Ukraina telah melewati sejumlah putaran pembicaraan meski tidak membuahkan hasil yang signifikan.