Rusia Tahan Pekerja Pabrik Nuklir Akibat Bocorkan Informasi Militer

25 Agustus 2022 12:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ruang kendali pembangkit listrik tenaga nuklir. Foto: REUTERS/Ints Kalnins
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ruang kendali pembangkit listrik tenaga nuklir. Foto: REUTERS/Ints Kalnins
ADVERTISEMENT
Rusia menahan sejumlah karyawan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina pada Rabu (24/8). Pasalnya, mereka berkolaborasi dengan tentara Ukraina.
ADVERTISEMENT
Pabrik nuklir tersebut telah dikuasai oleh pasukan Rusia sejak Maret. Namun, para staf setempat masih mengoperasikan reaktor di fasilitas itu.
Mereka kemudian memberikan informasi kepada pihak berwenang Ukraina. Dua pekerja membeberkan lokasi personel dan peralatan militer Rusia di PLTN Zaporizhzhia.
Rusia juga menahan seorang staf lainnya yang melanggar prosedur akses pabrik. Sebab, dia mengirimkan koordinat pergerakan persenjataan Rusia.
Garda Nasional Rusia menggambarkannya sebagai tindakan ilegal yang mengancam keamanan pabrik. Hingga kini, Ukraina belum memberikan tanggapan atas penahanan tersebut.
"Mereka adalah kaki tangan Angkatan Bersenjata Ukraina," bunyi pernyataan Garda Nasional Rusia, dikutip dari Reuters, Kamis (25/8).
Rekaman kamera pengintai menunjukkan pendaratan suar di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia selama penembakan di Enerhodar, Zaporizhia Oblast, Ukraina, Jumat (4/3/2022). Foto: Zaporizhzhya NPP via YouTube/via REUTERS
Rusia pernah menangkap dua orang lainnya yang dituduh membantu Ukraina menyerang PLTN Zaporizhzhia. Otoritas menahan seorang penjaga keamanan dan seorang insinyur tersebut pada 17 Agustus.
ADVERTISEMENT
Seorang teknisi di situs itu mengungkap, para staf bekerja di bawah tekanan besar. Pasukan Rusia bersenjata lengkap berpatroli di seluruh bagian pabrik tersebut. Kendati demikian, para karyawan memutuskan untuk tinggal demi mencegah bencana seperti Chernobyl.
PLTN Zaporizhzhia berulang kali diserang dalam beberapa pekan terakhir. Rusia dan Ukraina saling menuduh pihak lawan atas penembakan yang melanda. Mereka mengulangi perseteruan itu selama pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Selasa (23/8).
Ukraina mengatakan, Rusia menempatkan persenjataan dan perlengkapan perang di PLTN Zaporizhzhia. Tetapi, Moskow menyangkal tuduhan tersebut. Pihaknya meyakini, Ukraina justru menembaki fasilitas itu.
Kondisi gedung administrasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang rusak, di Enerhodar, wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, Jumat (4/3/2022). Foto: Handout via REUTERS
PBB menyerukan agar daerah tersebut menjadi zona demiliterisasi (DMZ). Badan pengawas nuklirnya juga tengah berupaya mendapatkan akses menuju PLTN Zaporizhzhia.
ADVERTISEMENT
Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) akan mengirimkan tim ahli nuklir untuk mengendalikan situasi. Ukraina dan sekutunya lantas menuntut penarikan pasukan Rusia.
Pada Rabu (24/8), otoritas energi nuklir Rusia menindaklanjuti proposal itu dengan IAEA. Kepala Rosatom, Alexei Likhachev, dan Kepala IAEA, Rafael Grossi, mengadakan pertemuan di Istanbul.
"Pihak Rusia memiliki niat yang sama untuk mengorganisasi misi semacam itu dalam waktu dekat, segera setelah situasi militer di lapangan memungkinkan," terang pernyataan Rosatom, dikutip dari AFP.