Rusia Tuding Militer Ukraina Serang Rumah Sakit di Luhansk, Tewaskan 14 Orang

29 Januari 2023 0:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan tentara pro-Russia mengendarai kendaraan lapis baja di kota Lysychansk, Luhansk, Ukraina, Senin (4/7/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan tentara pro-Russia mengendarai kendaraan lapis baja di kota Lysychansk, Luhansk, Ukraina, Senin (4/7/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertahanan Rusia menuding tentara Ukraina menyerang sebuah rumah sakit di wilayah Luhansk timur pada Sabtu (28/1). Serangan tersebut menewaskan 14 orang dan melukai 24 orang lainnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, serangan tersebut menyasar wilayah Novoidar, Luhansk.
"Angkatan bersenjata Ukraina dengan sengaja menyerang gedung rumah sakit distrik," demikian pernyataan Kemhan Rusia.
Serangan tersebut disebut menggunakan roket dengan sistem peluncuran ganda HIMARS buatan Amerika Serikat.
Mereka yang tewas maupun terluka disebut merupakan pasien rumah sakit dan staf medis.
Disebutkan, rumah sakit tersebut telah memberikan bantuan medis yang diperlukan kepada penduduk lokal dan personel militer selama berbulan-bulan.
"Serangan rudal yang disengaja pada fasilitas medis sipil aktif, tanpa diragukan lagi, merupakan kejahatan perang yang serius oleh rezim Kiev," kata Kemhan Rusia.
Belum ada pernyataan yang disampaikan oleh pihak Ukraina terhadap tudingan tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama para pemimpin yang dipasang Rusia di wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia Ukraina, di Aula Georgievsky di Istana Grand Kremlin, di Moskow, Rusia, Jumat (30/9/2022). Foto: Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
Wilayah Luhansk merupakan satu dari empat wilayah yang dianeksasi oleh Rusia. Tiga wilayah lainnya yakni Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani perjanjian aneksasi untuk menggabungkan empat wilayah Ukraina itu pada akhir tahun lalu.
Aneksasi ini mendapatkan penolakan dan tak diakui oleh NATO. NATO menyebut pencaplokan empat wilayah itu ilegal.
"Perampasan tanah ini ilegal dan tidak sah. Sekutu NATO tidak dan tidak akan mengakui wilayah ini sebagai bagian dari Rusia,” kata kepala NATO Jens Stoltenberg.
Hal yang sama disampaikan oleh pihak Ukraina yang menolak aneksasi tersebut.