Ruyter dan Java, Kapal Belanda yang Lenyap di Laut Jawa

20 Januari 2017 17:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kapal Belanda HNLMS De Ruyter. (Foto: Wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Belanda HNLMS De Ruyter. (Foto: Wikimedia commons)
Kontroversial. Kata itu mungkin tepat untuk menggambarkan penemuan dan menghilangnya kapal perang Belanda di Laut Jawa.
ADVERTISEMENT
Tahun 2002, pemerintah Belanda menyatakan bahwa seorang penyelam amatir Belanda telah menemukan bangkai kapal perang HNLMS De Ruyter dan HNLMS Java di Laut Jawa. Kemudian pada akhir 2016, Belanda melaporkan bangkai kedua kapal itu menghilang dan melayangkan protes ke Indonesia.
Protes itu ditanggapi dingin Indonesia, termasuk Bambang Budi Utomo dari Pusat Arkeologi Nasional.
“Belanda menyelam pada 2002 di perairan Bawean, menemukan kapal perang Ruyter dan Java. Pada penyelaman kedua Agustus 2016, mereka lapor kapal udah enggak ada di dasar laut, bilang hilang. Pemerintah Belanda protes, kami balikin lagi, ‘Kalian nyelam enggak ngomong-ngomong dan enggak lapor (Indonesia). Kami mana tahu ada barangnya di situ. Silakan saja cari, kami enggak tanggung jawab. Aturan mainnya begitu,” kata Bambang kepada kumparan, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Kapal-kapal Belanda tersebut tenggelam di Laut Jawa pada 1942 dalam perang melawan Jepang. Tahun lalu, Belanda ingin membangun monumen untuk memperingati 75 tahun peristiwa tersebut. Namun ternyata bangkai kapal-kapal itu sudah hilang.
“Belanda menganggap (prajurit mereka) yang tenggelam di Laut Jawa itu pahlawan dalam melawan Jepang. Niatnya, rakyat Belanda kalau mau ziarah ke sini (Laut Jawa), tapi barangnya enggak ada,” ujar Bambang.
Solusi yang tepat, menurutnya, ialah melakukan penelitian atau investigasi bersama antara Indonesia dan Belanda.
Bangkai HNLMS De Ruyter dan HNLMS Java hingga masih terus dicari keberadaan--yang dikhawatirkan telah dipreteli untuk dijual.
Berikut riwayat kedua kapal perang Belanda tersebut.
HNLMS De Ruyter tenggelam pada perang Laut Jawa. (Foto: Wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
HNLMS De Ruyter tenggelam pada perang Laut Jawa. (Foto: Wikimedia commons)
HNLMS De Ruyter
HNLMS De Ruyter adalah kapal penjelajah ringan milik Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Kapal itu dirancang berkapasitas 5.000 ton dengan persenjataan ringan. Ini kapal ketujuh Belanda yang mengambil nama dari Michiel Adriaenszoon de Ruyter, laksamana Belanda yang terkenal dalam sejarah negeri itu.
ADVERTISEMENT
De Ruyter mulai dibuat 16 September 1933 di galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, dan diluncurkan pada 11 Mei 1935. Kapal itu mulai bertugas 3 Oktober 1936, dipimpin oleh Kapten A. C. van der Sande Lacoste.
Selama Perang Dunia II, De Ruyter beroperasi berulang kali di Hindia Belanda dalam upaya sia-sia menangkal invasi Jepang. De Ruyter kemudian rusak oleh serangan udara dalam pertempuran laut Bali pada 4 Februari 1942, tapi tidak serius. De Ruyter juga berjuang dalam Pertempuran Selat Badung pada 18 Februari 1942.
Pada pertempuran Laut Jawa 27 Februari 1942, De Ruyter dihantam torpedo Tipe 93 milik kapal penjelajah berat Jepang, Haguro. De Ruyter kemudian tenggelam sekitar pukul 02.30 pagi bersama 345 orang awak kapal di dalamnya.
ADVERTISEMENT
HNLMS Java yang tenggelam saat kekaisaran Jepang. (Foto: Wikimedia commons.)
zoom-in-whitePerbesar
HNLMS Java yang tenggelam saat kekaisaran Jepang. (Foto: Wikimedia commons.)
HNLMS Java
HNLMS Java ialah kapal layar kelas Jawa milik Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Kapal yang dibuat oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde di Flushing itu mulai dirakit 31 Mei 1916, diluncurkan pada 6 Agustus 1921, dan mulai beroperasi pada 1 Mei 1925.
Java meninggalkan Belanda menuju Hindia Belanda (Indonesia) pada 14 Oktober Java 1925, dan tiba di Tanjung Priok pada 7 Desember 1925.
Ketika perang dengan Jepang dimulai Desember 1941, Java berkonvoi bersama pasukan Inggris. Pada 15 Februari 1942, Java dan sejumlah kapal lain diserang oleh pesawat-pesawat pengebom kate Jepang. Java sempat rusak, namun tak signifikan.
Pada 19 Februari 1942, angkatan laut Sekutu berlayar ke Bali untuk menghambat pendaratan pasukan Jepang di sana. Java ambil bagian dalam Pertempuran Selat Badung. Saling serang terjadi, tapi Java lagi-lagi tak mengalami kerusakan berarti.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari kemudian, 27 Februari 1942, Java ikut dalam Pertempuran Laut Jawa. Kapal yang beberapa kali lolos dari marabahaya itu dihantam torpedo panjang Lance yang ditembakkan oleh kapal penjelajah Jepang, Nachi.
Torpedo membuat tumpukan amunisi dalam kapal meledak dan menyebabkan kebakaran di dek. Buritan kapal juga terpotong sehingga air laut masuk ke ruang belakang mesin. Listri dalam kapal pun mati.
Sekitar 15 menit kemudian, Java tenggelam bersama 512 awak kapal di dalamnya.
Kapal laut HNLMS Java. (Foto: Wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal laut HNLMS Java. (Foto: Wikimedia commons)
Ada apa lagi di dasar laut Indonesia? Simak ceritanya