Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Saat Anies Ditanya soal Etik di Debat: Penting atau Biar Lawan Emosi?
21 Desember 2023 13:01 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan ditanya soal seberapa penting pemimpin harus menjunjung etika. Suasana pun riuh, karena ini kerap diidentikkan dengan sindiran ke lawan politiknya.
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi dalam acara 'Uji Gagasan di Universitas Bina Bangsa Kota Serang', Kamis (21/12).
"Seberapa penting sih etika untuk sebuah pemimpin?" tanya pembawa acara.
Anies pun awalnya menanggapi dengan canda.
"Masa dibahas lagi, ramai betul nanti," ujar Anies disambut riuh mahasiswa dan peserta.
Hal ini terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat cawapres bisa maju meski belum 40 tahun asal pernah jadi kepala daerah. Hal ini akhirnya membuat Gibran Rakabuming Raka bisa melaju.
Putusan MK tersebut pun telah diputuskan MKMK melanggar etik berat. Anwar Usman dicopot dari jabatannya sebagai Ketua MK karena ini.
Pembawa acara pun kembali bertanya lebih spesifik. Khususnya saat debat yang berujung viral pernyataan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto soal 'ndasmu etik'.
ADVERTISEMENT
"Lalu di debat senggol etika itu emang etika penting apa nyenggol lawan biar emosi?" tanya dia kepada Anies.
Anies kemudian menjelaskan, soal etik bukan perkara kecil. Penyimpangan etik harus dihindari, bahkan dari hal terkecil.
"Kita melihat fenomena yang terjadi di bangsa kita, apa itu? Kita menyaksikan kompromi yang dilakukan secara bertahap pada prinsip kode etik. Itu dikit dikit, pelan pelan. Karena dikit-dikit jadi enggak kelihatan. Jadi kita membiarkan penyimpangan itu bergerak pelan-pelan hingga kita merasa tidak menjadi masalah lagi," ujar Anies.
"Siapa yang harus menjadi penjaga etika? Ya semua pimpinan," sambungnya.
Anies kemudian menyinggung soal putusan MK dan MKMK. Menurutnya, bila ia menanyakan hal itu ke Prabowo di debat adalah hal yang wajar.
ADVERTISEMENT
"Saya melihat saat ada putusan dari MK kemudian setelah itu ada MKMK, dan MKMK itu mengatakan ada pelanggaran kode etik berat, itu bukan tuduhan, kami enggak nuduh. Itu adalah putusan MKMK, jadi saya enggak nuduh, itu fakta," katanya.
Oleh sebab itu, saat debat Anies bertanyanya soal perasaan Prabowo soal putusan MK dan MKMK tersebut.
"Karena itu saya enggak bertanya tentang langkah tapi saya bertanya perasaan mendengar itu," imbuh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Anies menegaskan, Indonesia tidak boleh kompromi soal pelanggaran etik. Sebab, hal ini merusak.
"Karena kita semua yang mendengar merasakan ada sesuatu yang tidak tepat. Bila negeri ini kompromi pada kode etik maka pelan-pelan urusan lain akan rusak. Apa yang terjadi? Yang saya istilahkan, ordal (orang dalam)," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Merasakan kan? Anak muda berprestasi melamar kerjaan kalah. Kalah dengan siapa? Ordal. Anak muda berprestasi bidang olahraga, mau ikut kontingen PON kalah dengan? Ordal," sambungnya.