Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Saat Bos Bukalapak Temui Jokowi karena Cuitan yang Jadi Polemik
17 Februari 2019 7:44 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus CEO Bukalapak, Achmad Zaky, memenuhi undangan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Sabtu (16/2). Dalam kesempatan itu, Zaky menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada Jokowi atas twit yang ia buat mengenai dana riset Indonesia yang kalah besar dari negara lain.
ADVERTISEMENT
Memang, cuitan Zaky mengundang respons pro kontra di masyarakat. Sebab, data yang ia ambil berdasarkan publikasi dari wikipedia yang ternyata merupakan data yang dirilis oleh UNESCO Institute for Statistics untuk tahun 2013, bukan 2016 seperti yang ia sebut dalam twitnya.
Terlebih di akhir cuitannya itu, ia membubuhkan kalimat yang dianggap beberapa kalangan bernada politis. “Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulisnya.
Buntut dari cuitan itu adalah munculnya sebuah tagar #Uninstallbukalapak yang jadi trending topic di Twitter. Selain mendapat respons dari masyarakat, tagar ini juga direspons oleh Presiden Jokowi yang berujung pertemuan antara bos Bukalapak dengan orang nomor satu di Indonesia itu.
Dalam pertemuan itu, Zaky meminta maaf atas cuitannya. Namun, ia juga memberi saran kepada pemerintah untuk bersama-sama memajukan sumber daya manusia (SDM) dan mendorong kolaborasi dalam riset inovasi.
ADVERTISEMENT
Cuitan dana riset yang disampaikan Zaky ternyata bukan hanya ditujukan kepada pemerintah, tetapi juga ditujukan ke pihak kampus dan swasta, yang semua bertujuan memajukan riset inovasi.
"Saya ajak pengusaha untuk bisa kerjasama dengan universitas dan pemerintah. Yuk sama-sama fokus di SDM," katanya.
Jokowi pun merespons dua hal yang disampaikan Zaky. Terkait permohonan maaf, Koordinator Staf Khusus Presiden, Teten Masduki, mengatakan Jokowi tidak marah sama sekali terhadap Zaky atas cuitannya.
Bahkan Jokowi, kata Teten, meminta agar isu ini tidak dibesar-besarkan supaya tidak mengganggu bisnis e-commerce di Indonesia, khususnya para UMKM yang memasarkan bisnisnya di Bukalapak.
"Ya sama sekali sih beliau (Presiden Jokowi) tidak marah ya," kata Teten.
Meski, dalam pertemuan itu, kata Teten, Jokowi juga memberi masukan kepada Zaky agar lebih berhati-hati dalam memakai data. Diketahui data yang dipakai Zaky merupakan keluaran tahun 2013, bukan 2016.
ADVERTISEMENT
"Jadi beliau (Presiden Jokowi) memaafkan dan menasihati Zaky supaya lebih hati-hati walaupun beliau juga sepakat dengan substansi yang diangkat Zaky soal R&D. Cuma memang Zaky keliru dari data yang dipakai," ucapnya.
Sedangkan mengenai dana riset, Jokowi menyebut saat ini pemerintah telah menganggarkan Rp 26 triliun untuk sektor tersebut. Terlebih Jokowi berharap dana ini akan terus berkembang di masa yang akan datang.
"Supaya kita semuanya tahu bahwa dana pengembangan dan riset ini kita sudah Rp 26 triliun. Tetapi kita ini harus sebuah kelembagaan besar. Agar arahnya jelas. Tembakannya tepat, sehingga inovasi negara ini bisa muncul-muncul. Sekarang tersebar di kementerian dan lembaga-lembaga. Sehingga fokusnya ke mana. Jadi sudah gede anggarannya sebetulnya. Meskipun ke depan kita ingin mengembangkan," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
Selain menanggapi dua hal tersebut, Jokowi juga meminta kepada masyarakat untuk tidak lagi meramaikan tagar #UninstallBukalapak terkait cuitan Zaky soal dana riset di Indonesia. Jokowi mengatakan, pemerintah akan terus mendukung anak muda untuk berinovasi dan berkreasi.
"Gini. Kita ini kita semuanya ini harus mendorong anak-anak muda yang memiliki inovasi dan kreativitas. Kita harus bijak dalam bersikap, matang dalam bersikap dalam setiap peristiwa apapun," kata Jokowi
"Sebab itu saya ajak hari ini untuk hentikan, untuk setop uninstall Bukalapak. Setop. Supaya kita semuanya tahu bahwa dana pengembangan dan riset ini kita sudah Rp 26 triliun. Tetapi kita, ini harus sebuah kelembagaan besar. Agar arahnya jelas. Tembakannya tepat, sehingga inovasi negara ini bisa muncul-muncul," pungkasnya.
ADVERTISEMENT