Saat COVID-19 Mengepung Malaysia, Baru 3 Persen Warga yang Divaksin

28 Mei 2021 16:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menerima dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di sebuah klinik di Putrajaya, Malaysia, Rabu (24/2). Foto: Malaysia's Information Department/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menerima dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di sebuah klinik di Putrajaya, Malaysia, Rabu (24/2). Foto: Malaysia's Information Department/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Malaysia resmi memulai program vaksinasinya pada 24 Februari 2021. Setelah 3 bulan berjalannya vaksinasi, ternyata baru 3 persen dari total 32,75 juta populasi yang telah menerima suntikan dua dosis vaksin COVID-19.
ADVERTISEMENT
Per Kamis (27/5), Malaysia telah memberikan 2,6 juta dosis vaksin. Dari angka tersebut, 1,6 juta orang menerima dosis pertama, dan 937 ribu orang telah divaksinasi dosis kedua.
Program vaksinasi ini, menurut politisi oposisi pemerintah Malaysia, begitu lamban.
Dikutip dari The Straits Times, mereka terus mendesak pemerintah untuk semakin mempercepat vaksinasi, melihat peningkatan kasus di Malaysia yang sangat signifikan.
Sekretaris Jenderal Parti Tindakan Demokratik (DAP), Lim Guan Eng, menyampaikan kekhawatirannya tersebut. Menurutnya, dengan kecepatan vaksinasi yang seperti sekarang ini, butuh waktu lama bagi Malaysia untuk bisa mencapai target.
“Tingkat pemberian vaksinasi tampak lambat dan pemulihan ekonomi terhambat. Dengan kecepatan seperti ini, para ahli memperkirakan bahwa untuk menyuntik setidaknya satu dosis kepada 80 persen populasi, butuh waktu tiga tahun lagi,” ungkap Lim Guan Eng dalam keterangannya, Minggu (9/5) lalu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menyatakan bahwa program vaksinasi harus dipercepat.
Seorang pekerja medis mengumpulkan sampel usap dari seorang wanita untuk diuji penyakit COVID-19 di Kuala Lumpur, Malaysia, (11/5). Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
“Upaya khusus harus dilakukan untuk mengajak orang kampung (warga di perdesaan) untuk divaksinasi,” ujar Mahathir.
Malaysia memiliki target mencapai herd immunity (kekebalan komunitas). Oleh karena itu, Pemerintah Malaysia tengah berjuang untuk mengimunisasi hingga 80% dari populasi Malaysia per akhir tahun 2021 ini.
Desakan percepatan vaksinasi COVID-19 ini tak lain karena meningkatnya kasus dan kematian akibat corona.
Negara bagian Penang bahkan meminta izin dari Menteri Kesehatan Malaysia untuk membeli vaksin yang disponsori oleh swasta sebanyak 2 juta dosis.
Sayangnya, izin tersebut ditolak dengan alasan program dan distribusi vaksin Malaysia sudah sesuai jadwal dan Penang merupakan bagian dari program vaksin tersebut.
ADVERTISEMENT
Dibanding dengan Indonesia, persentase warga yang sudah divaksin tertinggal. Sampai akhir Mei 2021, sudah 3,8 persen warga Indonesia menerima vaksin.
Penerima dosis penuh vaksin di Indonesia bahkan mencapai angka 10,2 juta orang.
Diketahui, sejak April 2021 lalu hingga sekarang, peningkatan kasus corona Malaysia menunjukkan peningkatan.
Per Kamis (27/5), Malaysia mencatat penambahan kasus hingga 7.857 kasus dengan 59 kematian. Kini, total kasus corona di Malaysia mencapai 541.224.
Dalam sepekan terakhir, kasus COVID-19 harian di Malaysia terus memecahkan rekor. Saat ini rata-rata penambahan kasus COVID-19 di Negeri Jiran mencapai 7.000 sampai 8.000.

Bantahan dan Respons Pemerintah Malaysia

Gelombang pertama Vaksin Pfizer tiba di Malaysia. Foto: Kemenkes Malaysia
Menteri Kesehatan Malaysia, Dr Adham Baba, mengatakan bahwa program vaksin mereka sudah berada di jalur yang benar.
ADVERTISEMENT
Dalam bulan Mei ini saja, menurut Adham, mereka bahkan akan segera menerima vaksin dari tiga perusahaan hingga 3,52 juta dosis, dan akan meningkat jumlahnya beberapa bulan ke depan.
“Angkanya akan terus bertambah di bulan-bulan selanjutnya. Kami percaya diri kami akan bisa melaksanakan program vaksinasi dengan lebih cepat,” ujar Adham.
Bahkan, vaksinasi corona tahap 2 Malaysia yang menargetkan lansia serta penderita komorbid dan penyandang disabilitas itu sudah dipercepat. Program yang harusnya dimulai pada Mei, mereka percepat ke April 19 dan akan berlangsung sampai Agustus nanti.
Kemudian, Menteri Koordinator Program Imunisasi COVID-19 Nasional, Khairy Jamaluddin, mengatakan bahwa pasokan vaksin sebanyak 16 juta dosis diharapkan segera tiba dalam dua bulan ke depan.
Dikutip dari The Edge Market, sebanyak 2,2 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech, 12 juta dosis Sinovac, dan 1,2 juta dosis vaksin AstraZeneca akan tiba di Malaysia pada Juli.
ADVERTISEMENT
“Kami berharap dapat mencapai target 150.000 suntikan per hari di bulan Juni,” kata Khairy pada jumpa pers virtual, Kamis (27/5).
Ia juga mengatakan bahwa Malaysia telah mengamankan 12,8 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech demi percepatan vaksinasi mereka.
Penumpang menggunakan masker saat tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: REUTERS / Lim Huey Teng
“Penambahan tersebut menjadikan total dosis yang dibeli dari Pfizer/BioNTech oleh Malaysia berjumlah 44,8 juta, cukup untuk mengimunisasi 70% dari populasi Malaysia,” papar Khairy.
Vaksin AstraZeneca, yang sebelumnya sempat dikeluarkan dari program vaksinasi nasional akibat kekhawatiran soal pembekuan darah, akan kembali digunakan seperti sedia kala.
Vaksin AstraZeneca sempat diberikan hanya untuk mereka yang bersedia saja.
Tetapi, melihat respons dan antusiasme warga yang mendaftarkan diri dalam vaksinasi dengan vaksin ini, Kementerian Kesehatan Malaysia memutuskan untuk menggunakan vaksin ini ke dalam program vaksinasi mereka.
ADVERTISEMENT
Tentunya, hal ini dapat mempercepat vaksinasi warga Malaysia sehingga dapat segera mencapai target akhir tahun pemerintah.