Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Situasi COVID-19 di Myanmar semakin diperburuk dengan bencana banjir yang melanda negara tersebut. Ratusan orang terpaksa mengungsi dari kediaman dan para tenaga kesehatan harus mengevakuasi pasien corona ke tempat yang tak tergenang.
ADVERTISEMENT
Hujan deras yang mendera sejumlah wilayah di selatan Myanmar pada akhir pekan lalu, menyebabkan beberapa kota terendam banjir.
“Ratusan rumah terendam, dan hanya atap-atap rumah saja yang kelihatan,” ujar seorang pekerja sosial di Kota Hlaingbwe, Pyae Sone, seperti dikutip dari Reuters.
Menurut Sone, tinggi muka air mulai meningkat sejak Senin (26/7) pagi.
“COVID-19 menyebar di kota ini. Banyak sekali orang yang kehilangan indra penciumannya dan banyak yang jatuh sakit, belum jelas apakah mereka terinfeksi COVID-19 atau flu musiman,” kata Sone pada Selasa (27/7).
“Tetapi sekarang, orang-orang tak bisa diam di rumah mereka atau berkumpul di pengungsian, jadi penyebarannya bisa semakin serius.”
Sejumlah kelompok relawan dan tenaga kesehatan, lengkap dengan APD, terlihat mengungsikan pasien-pasien yang terbaring di tempat tidur perawatan. Sejumlah pasien masih terhubung dengan selang-selang oksigen.
ADVERTISEMENT
Tampak mereka diungsikan melewati genangan banjir yang merendam Kota Myawaddy, negara bagian Kayin, Myanmar.
Sekitar 500 permukiman di sekitar perbatasan Myanmar-Thailand terpaksa harus mengungsi dari kediaman mereka masing-masing
Kepala badan amal di Kota Mawlamyine, Bo Bo Win, mengatakan kiranya 500 orang yang tinggal di kota tersebut juga terdampak banjir tahunan ini.
“Banjir ini tak seburuk yang kita alami pada 2019 lalu, tetapi sekarang kita berada di tengah-tengah pandemi,” ungkap Bo Bo Win.
Kasus COVID-19 Myanmar sudah melonjak sejak bulan Juni lalu. Per Senin (26/7), Myanmar melaporkan penambahan kasus harian sebanyak 4.630 infeksi dan 396 kematian dalam waktu 24 jam.
Lonjakan kasus ini berkaitan dengan sejumlah kasus COVID-19 baru yang dilaporkan di Provinsi Yunnan, China, lokasi yang berbatasan langsung dengan Myanmar.
ADVERTISEMENT