Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Saat Diserang Israel, Gereja Santo Porfiri tengah Melindungi Muslim Gaza
20 Oktober 2023 10:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Setelah Rumah Sakit Baptis Al-Ahli Arab milik Gereja Episkopal Yerusalem, serangan udara Israel kini menghantam Gereja Santo Porfiri di Gaza. Gereja itu saat dihantam rudal dipakai sebagai tempat berlindung warga Islam dan Kristen di Gaza.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan Kementerian Dalam Negeri Hamas yang berkuasa di Gaza, delapan orang tewas akibat serangan itu. Sedangkan militer Israel menyatakan, masih akan memeriksa laporan mengenai dugaan serangan ke Gereja Santo Porfiri.
Gereja Santo Porfiri merupakan yang tertua di Gaza. Gereja ini dibangun pada tahun 1150-an atau 1160-an.
Sejak Israel membombardir Gaza pada 7 Oktober 2023, Gereja Santo Porfiri jadi tempat warga Islam di Gaza berlindung.
Salah seorang warga Muslim Gaza yang berlindung di Gereja Santo Porfiri adalah Walaa Sobeh. Rumahnya dan seluruh kompleks di wilayahnya luluh lantak akibat serangan udara Zionis.
Sobeh, ketika diwawancarai Al-Jazeera beberapa hari sebelum serangan pada Kamis (19/10), mengaku merasa menemukan keluarga di bangunan yang dipakai sebagai penampungan sementara.
ADVERTISEMENT
"Kami hidup di hari yang kami tidak yakin bisa melewati malam. Tapi apa yang meredakan sakit kami adalah kerendahan hati dan semangat orang-orang di sini," kata Sobeh.
"Saya menerima dukungan luar biasa dari pendeta dan warga lain di gereja yang secara sukarela dan tanpa lelah sepanjang saat membantu keluarga yang telantar," kata Sobeh.
Prediksi Serangan
Pendeta di Gereja Santo Porfiri Romo Elias sebenarnya sudah memprediksi bahwa gereja tempatnya bertugas bisa saja menjadi sasaran serangan Israel. Sebab, serangan Israel banyak menghantam tempat-tempat ibadah.
"Tidak yakin apakah Israel tak akan mengebom gereja meski digunakan sebagai tempat berlindung ratusan warga sipil," kata Romo Elias.
Romo Elias memandang serangan ke gereja atau tempat ibadah lain bukan sekadar serangan ke institusi agama. Lebih dari itu serangan tersebut sama saja serangan pada kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
"Kemanusiaan memanggil kami untuk menawarkan damai dan kehangatan bagi setiap orang yang membutuhkan," ucap Romo Elias.