Saat Donasi Bisa Diberikan Kapan Saja

20 November 2019 12:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi donasi online. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi donasi online. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sidik Casmudianto baru saja membeli pesanan makanan dari jasa ojek online yang ia tawar. Baru saja ia hendak kembali ke pinggir jalan, tempat motornya terparkir, Sidik kaget bukan kepalang. Motornya lenyap bak ditelan bumi.
ADVERTISEMENT
Rasa sedih Sidik tak main-main. Motornya bukan sekadar barang tunggangan, namun juga sumber penghasilan untuk menghidupi istri dan keempat anaknya. Berbagai cara ia lakukan untuk mencari, namun motor kesayangannya tak pernah kembali.
Jika kejadian ini terjadi satu atau dua dekade lalu, sebelum internet semasif sekarang, mungkin nasib Sidik akan berbeda. Tak akan ada yang tahu cerita Sidik.
Crowdfunding driver Go-food yang kehilangan motor. Foto: Abyan/kumparan
Tapi, sekarang berbeda. Hanya dengan internet, cerita Sidik ini langsung viral di media sosial. Di Twitter, video Sidik yang tengah kebingungan dan menangis tersedu mencari motornya, langsung menyita perhatian. Donasi pun mengalir deras untuk Sidik.
Gue biasanya kalau lihat di timeline atau diunggah sama teman, baru gue nyumbang,” kata Istianah, salah satu pengguna aktif media sosial.
ADVERTISEMENT
Isti mengaku, biasanya tidak pernah menyisihkan nominal khusus untuk beramal. Pun, ia tak pernah meluangkan waktu untuk mencari siapa saja yang bisa ia beri bantuan. Semuanya murni dari internet.
Ilustrasi donasi online. Foto: Shutter Stock
Bukannya tidak mau, tapi sebagai perantau yang hidup sendiri, Isti sama sekali tidak tahu ke mana sumbangannya harus diberikan. Kesibukannya kuliah sambil bekerja, juga tidak memungkinkannya berkeliling mencari orang susah.
Kalimat ‘Twitter please do your magic’ ditambah cerita yang mengharu biru memang menimbulkan efek magis bagi pengguna internet. Namun, itu saja tidak cukup.
“Kalau udah baca, gue cari apakah dia ada platform untuk menyumbangnya. Karena kalau langsung transfer ke yang unggah, kecuali gue kenal banget, itu agak enggak percaya. Takut ditipu,” ucap Isti.
Crowdfunding driver Go-food yang kehilangan motor. Foto: Abyan/kumparan
Isti ada benarnya. Hanya dalam waktu tiga hari saja, kumparan berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 92.226.309 melalui platform KitaBisa.com untuk Sidik. Uang yang disumbangkan oleh 2.170 donatur itu, jauh melampaui target awal yang hanya Rp 20 juta saja.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, rupanya ada pihak lain juga yang berinisiatif menggalang dana untuk Sidik, setelah ceritanya viral. Total, melalui platform Kitabisa.com, Sidik mendapat bantuan senilai Rp 150 juta.
Saat kumparan menyambangi kediaman Sidik untuk menyerahkan donasi yang terkumpul, Sidik begitu terkejut. Ia langsung mengenakan jaket Gojek-nya dan sujud syukur di teras rumah.
Crowdfunding driver Go-food yang kehilangan motor Foto: Abyan/kumparan
Kehilangan motor, tak pernah masuk dalam impiannya. Namun, mendapat uluran tangan yang begitu besar dari orang-orang yang tak ia kenal, jelas tak pernah ia sangka-sangka.
Alhamdulillah, saya tidak bisa menyampaikan apa pun kepada para donatur, wabil khusus kepada rekan-rekan medsos yang telah menolong hamba yang daif (lemah),” kata Sidik menahan haru.
Crowdfunding driver Go-food yang kehilangan motor. Foto: Abyan/kumparan
Setelah reda rasa kagetnya, Sidik pun bersiap menuju dealer motor. Ia memilih sebuah motor matik bebek. Saat ditawari untuk memilih jenis motor yang lebih mahal, Sidik menolak.
ADVERTISEMENT
“Saya takut riya kalau ambil yang (mahal) itu,” ucap Sidik.
Kini, berkat bantuan warganet, Sidik sudah bisa kembali mengaspal. Berbekal penghasilannya sebagai driver ojol itulah, ia mampu menyekolahkan anaknya hingga tamat.