Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Saat Firli Bahuri hingga Ganjar Pranowo 'Dibakar' Api di Gowa
7 Juni 2022 11:39 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Lima orang perempuan nampak membawa benda mirip obor. Api terlihat menyala di ujung benda tersebut. Sejurus kemudian, api itu mereka tempel-tempelkan ke bagian tubuh. Bukannya kepanasan, senyuman tak hilang dari wajah mereka.
ADVERTISEMENT
Perempuan-perempuan tersebut tengah melakukan tarian tradisional khas Makassar yakni Pepe-pepeka ri Makka. Tarian ini memang identik dengan api. Alunan musik diiringi gendang terdengar saat mereka menari.
Mereka menari dalam acara kick off pembentukan percontohan desa antikorupsi, program kerja sama antara KPK dengan sejumlah kementerian.
Dalam acara tersebut hadir Ketua KPK Firli Bahuri, Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar hingga sejumlah kepala daerah seperti Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Beberapa menit setelah menari, sejumlah pejabat yang hadir tersebut diminta ke depan panggung untuk ikut berpartisipasi. Dimulai dari Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan. Api yang dibawa penari pun turut ditempelkan ke sekujur tubuh Adnan.
Kemudian, giliran Khofifah yang turut merasakan 'dibakar' dengan api. Khofifah pun terlihat membentangkan kedua tangannya sembari para penari membakar sekujur tubuh Khofifah dengan api obor.
ADVERTISEMENT
Hal serupa diikuti oleh Ganjar Pranowo dan Firli Bahuri. Menariknya, baik kulit maupun pakaian yang mereka kenakan tidak terbakar meski terkena api. Mereka pun tak terlihat kepanasan.
Mengutip laman Kemendikbud, tarian Pepe-pepeka ri Makka jika diartikan secara harfiah merupakan tarian yang berasal dari Makkah. Kehadiran tarian ini merupakan bentuk penyebaran Agama Islam di Sulawesi Selatan
Dikutip dari laman direktoripariwisata, tarian ini merupakan salah satu jenis kesenian tradisional di kalangan etnis Makassar yang terinspirasi dari kisah nabi Ibrahim yang dibakar. Tarian ini merupakan sebuah tarian permainan api. Tubuh disulut api namun tidak terbakar, bahkan baju yang dikenakan pun tidak terbakar.
Tarian ini berdasarkan adat kebiasan dan sebagai ikon Budaya di kampung Paropo yang bersifat tradisional. Tarian ini dimainkan pada saat menyambut pesta panen dalam acara Attontong Bulang (bulan purnama) dan Maudu’ Lompoa (peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW). Tapi bisa jadi juga di upacara hajatan, khitanan dan perkawinan.
ADVERTISEMENT
Tarian ini dipertunjukkan melengkapi kick off pembentukan percontohan desa antikorupsi di Desa Pakatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (7/6).
Tujuan program Desa Antikorupsi ini yakni menyebarkan tentang pentingnya membangun integritas dan nilai-nilai antikorupsi kepada pemerintah dan masyarakat desa.
Selain itu, memperbaiki tata laksana pemerintahan desa yang berintegritas dan memberikan pemahaman serta peningkatan peran masyarakat desa dalam mencegah dan memberantas korupsi.
Adapun untuk program Desa Antikorupsi tahun ini, wilayah Gowa menjadi salah satu dari 10 calon percontohan desa antikorupsi yang ditetapkan oleh KPK.
Dalam kick off di Desa Pakatto ini, turut hadir Menteri Desa PDDT A. Halim Iskandar, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman bersama sembilan Gubernur lainnya, Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana, Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Awan Nurmawan, Direktur Jenderal Bina Pemerintah Desa Kemendagri Yusharto Huntoyungo, serta Bupati Gowa Adnan Purichta.
ADVERTISEMENT
Harapannya, dengan kick off desa antikorupsi ini akan menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya untuk menjadikan desanya menjadi desa yang bersih dari praktik korupsi. Budaya antikorupsi lahir dari level masyarakat desa dan terus menyebar hingga ke tingkat pemerintahan yang lebih tinggi.