Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Saat Jokowi ke Afghanistan 2018 Lalu: 4 Teror hingga Tolak Rompi Antipeluru
23 Juni 2022 14:56 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perang yang telah berlangsung sejak 24 Februari lalu itu lantas tidak menggentarkan hati Jokowi untuk tetap datang.
Bisa dibilang nekat, namun ini bukan pertama kalinya Presiden Jokowi mengunjungi negara yang berkonflik. Sebelum Ukraina, Jokowi pernah menginjakkan kaki di salah satu negara konflik yaitu, Afghanistan.
Jokowi Presiden RI Pertama yang Kunjungi Afghanistan Setelah Sukarno
Pada 29 Januari 2018 lalu, di tengah-tengah memanasnya situasi di Afghanistan yang diserang pemberontak Taliban, Jokowi tiba di ibu kota Kabul. Ini merupakan kunjungan Presiden Indonesia pertama sejak lawatan Presiden Sukarno pada 1961.
Lawatan Sukarno ke Kabul saat itu disambut meriah oleh rakyat Afghanistan. Selain menghadiri pertemuan dengan pemimpin Afghanistan saat itu, Sukarno juga dihibur oleh dengan beberapa kesenian khas negara Asia Selatan itu.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Sukarno, kunjungan spesial Jokowi kali ini berlangsung dengan penuh ketegangan.
Lawatan Jokowi ke Kabul dilakukan di tengah penjagaan ketat aparat keamanan setempat. Pasalnya, sepanjang sepekan sebelum kunjungan, Afghanistan dihantam 4 teror besar. Bahkan, beberapa jam sebelum Jokowi tiba pun teror masih melanda negara itu.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung kala itu mengatakan, perjalanan rombongan Jokowi ke Istana Presiden di Kabul sangat mendebarkan.
"Perjalanan benar-benar mendebarkan dari airport ke Istana Presiden," kata Pramono dalam pesan singkat kepada kumparan saat itu. Pramono menambahkan, sepanjang jalan rombongan Jokowi dikawal oleh dua heli dan kendaraan berlapis baja.
Rentetan Peristiwa Berdarah di Afghanistan Sebelum Kedatangan Jokowi
Beberapa hari sebelum Jokowi menginjakkan kaki di Kabul, ratusan orang tewas dalam seretetan aksi teror di Afghanistan. Milisi Taliban diketahui sebagai kelompok yang mendalangi serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ada empat peristiwa berdarah besar yang terjadi di Afghanistan sebelum Jokowi tiba di Kabul:
1. Serangan di Intercontinental Hotel
Kelompok Taliban melancarkan teror di intercontinental Hotel, Sabtu (20/1/2018). Dalam aksinya itu, sekitar 5-6 militan Taliban berpakaian tentara merangsek masuk ke dalam hotel paling mewah di Ibu Kota Afghanistan tersebut. Tak hanya itu mereka juga memberondong para tamu dengan peluru dan menyandera mereka.
Insiden tersebut terjadi ketika hotel itu penuh dengan tamu yang akan menghadiri konferensi teknologi. Akibatnya, sekitar 22 orang tewas, sebagian besarnya adalah warga asing. Sebanyak 22 orang lainnya terluka dalam peristiwa tersebut.
Aksi teror itu kemudian berakhir setelah penyanderaan selama 13 jam, Minggu (21/1/2018). Dalam pertempuran dengan pasukan pemerintah, seluruh milisi Taliban yang terdiri dari lima orang tewas.
ADVERTISEMENT
2. Serangan di Kantor Organisasi Save the Children
Sekelompok pria bersenjata menyerbu kantor organisasi Save the Children di Kota Jalalabad, Provinsi Nangarhar, Afghanistan, Rabu (24/1/2018). Sedikitnya 11 orang terluka dalam pengeboman dan penembakan tersebut.
Tak hanya itu, stasiun televisi Afghanistan menampilkan gambar kepulan asap dari lokasi kejadian. Sementara saksi mengaku mendengar suara rentetan tembakan.
3. Bom Mobil Ambulans
Sebuah ledakan besar terjadi di salah satu area paling ramai di ibu kota Kabul. Tepatnya di di sebuah pos pemeriksaan polisi, dekat dengan beberapa gedung pemerintahan dan kedutaan asing. Ledakan itu sendiri berasal dari sebuah mobil ambulans, Sabtu (27/1/2018).
Dalam ledakan tersebut, kelompok Taliban mengaku sebagai pihak bertanggung jawab. Insiden itu sendiri telah menewaskan lebih dari 95 orang.dan melukai sekitar 158 orang lainnya.
ADVERTISEMENT
4. Serangan di Akademi Militer Afghanistan
Kali ini, sebuah serangan menimpa akademi militer Afghanistan, Senin (29/1/2018). Dalam serangan tersebut, terdapat sebuah ledakan yang menyebabkan tiga orang tentara mengalami luka-luka. Kelompok Haqqni yang berafiliasi dengan Taliban diduga kuat sebagai pihak yang melancarkan aksi tersebut.
Helikopter hingga Balon Udara Dikerahkan untuk Pengamanan Jokowi
Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang masuk dalam rombongan Jokowi mengungkapkan, ada pengamanan khusus bagi Jokowi yang disiapkan oleh pemerintah Afghanistan kala itu. Salah satunya saat perjalanan dari Bandara Hamid Karzai menuju Istana Kepresidenan Afghanistan (ARG).
"Sepanjang jalan memang beton, alat lapis berat, ada dua helikopter di atas, ada balon udara yang memantau, dan sebagai-sebagainya," kata Pramono di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018), seusai kunjungannya dari Afghanistan.
Perjalanan dari bandara ke istana tersebut memakan waktu sekitar 10 menit. Jarak antara bandara dan istana yang sama-sama di Kota Kabul tersebut sejauh 5,8 km.
ADVERTISEMENT
Pramono mengatakan, awalnya Jokowi direncanakan menaiki mobil lapis baja. Tapi, Jokowi menolak dan memilih menumpangi mobil Mercedes Benz dengan fitur antipeluru yang disediakan pemerintah Afghanistan.
Kunjungan kerja ke Afghanistan itu, menurut Pramono, merupakan perjalanan yang mendebarkan. Hal tersebut tak lepas dari keberadaan teror di Afghanistan.
"Bahkan, ketika masih di atas pesawat, yang sekarang viral, saya, Bu Menlu (Retno Marsudi), Sekretaris Pribadi, dan Pak Teten semuanya sudah siap-siap dengan rompi antipeluru," ungkap Pramono.
Jokowi Tolak Pakai Rompi Antipeluru
Sebelum pesawat kepresidenan yang membawa Jokowi tiba di Kabul, para pejabat tinggi yang ikut dalam rombongan berfoto mengenakan rompi antipeluru. Namun rompi itu tidak dikenakan ketika turun, karena Presiden Jokowi juga tidak mengenakannya.
ADVERTISEMENT
Menurut Pramono, Jokowi enggan memakai rompi antipeluru lantaran ingin menghormati pemerintah. Rompi antipeluru akhirnya hanya dipakai oleh Paspampres yang melekat di dekat Jokowi.
Kepala Biro Pers dan Media Istana Negara, Bey Machmudin, mengatakan para menteri memang dipersilakan mengenakan rompi antipeluru demi keselamatan diri. Tapi mereka segan, ini alasannya:
"Mereka dipersilakan memakai, namun karena Presiden tidak mengenakan, mereka tidak mengenakan," kata Bey kepada kumparan.
Pramono Anung membenarkannya. Pramono mengatakan, Presiden menolak mengenakan rompi antipeluru karena yakin pengamanan atas dirinya telah memadai.
"Presiden enggak berkenan dan yakin sudah dilakukan penjagaan yg maksimal oleh Pemerintah Afganistan dan Paspampres kita. Makanya akhirnya rombongan tidak ada yang pakai rompi antipeluru, hanya Paspampres saja," kata Pramono.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya melalui Twitter, Pramono mengatakan banyak yang menyarankan Jokowi untuk menunda kunjungannya ke Afghanistan. Tapi Jokowi tetap bersikeras datang.
"Presiden enggak ada takutnya," kata Pramono.
Bey mengatakan, kunjungan Presiden Jokowi yang aman dan tanpa kendala selama di Afghanistan menjadi hal yang membanggakan bagi negara itu.
"Kehadiran Presiden Jokowi di Afghanistan sudah cukup untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka bisa memberikan jaminan keamanan kepada tamu negara," kata Bey.
Kunjungan Jokowi yang mendebarkan ke Afghanistan berakhir dengan aman. Saking gembiranya, rombongan Jokowi sampai sujud syukur di pesawat ketika kunjungannya itu rampung tanpa kendala apapun.
Alasan Jokowi Bersikeras Kunjungi Afghanistan yang Dilanda Teroris
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut mendampingi Jokowi ke Afghanistan kala itu menceritakan mengapa Presiden tetap berkeras mengunjungi Kabul itu di tengah gelombang teror yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Kunjungan ke Kabul yang merupakan balasan dari Jokowi atas kedatangan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani ke Jakarta pada Maret 2017 lalu itu, menurut Retno, dilakukan demi mengupayakan perdamaian di Afghanistan.
"Presiden katakan 'perdamaian itu tidak jatuh dari langit, perdamaian itu harus terus diupayakan'. Kita tahu bahwa pada saat kita sedang mengupayakan perdamaian, gangguan-gangguan itu pasti datang, banyak sekali gangguannya," sebut Retno di Gedung Pancasila, Jakarta, Rabu (31/1/2018), seusai kepulangannya dari Afghanistan.
Kedatangan Jokowi, lanjut Retno, juga merupakan komitmen Indonesia dalam membantu pembangunan perdamaian di Afghanistan.
"Kita menunjukkan bahwa once indonesia berkomitmen untuk membantu peace building Afghanistan, maka kita terus melangkah demi terciptanya perdamaian," sambung dia.
Untuk membangun perdamaian di Afghanistan, Indonesia sadar betul hal itu harus ditopang dengan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, Jokowi dalam kunjungan awal pekan ini ke Kabul menyatakan akan mendorong kerja sama ekonomi, terutama bussiness to bussiness contact.
ADVERTISEMENT
Jokowi juga menyampaikan kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bahwa Indonesia bersiap membantu Afghanistan membangun infrastruktur dan juga pendidikan di negara tersebut.
"Saya juga menyampaikan kepada Presiden Ghani kesiapan BUMN di Indonesia dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Afghanistan. Indonesia juga akan memberikan 100 beasiswa bagi mahasiswa Afghanistan dan sekali lagi kami menyampaikan terima kasih atas kehangatan sambutan Presiden Ghani," kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Presiden Afghanistan di Kabul, Senin (29/1/2018).