Saat Kelam di Pasar Malam

9 Mei 2020 8:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur saat ditutup karena wabah virus corona. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur saat ditutup karena wabah virus corona. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
"Hidup segan, mati tak mau.” Peribahasa tersebut menggambarkan kondisi pasar malam di Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur, yang sudah berjalan hampir lima tahun.
ADVERTISEMENT
Saat terjadi pandemi virus corona melanda Indonesia, khususnya Jakarta, kondisi pasar malam memprihatinkan dan terpaksa tutup. Keadaan itu semakin dirasakan setelah pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Menurut salah satu pengurus pasar malam, Aji Mujiyono, saat Ramadhan tiba biasanya tempat ini ramai dikunjungi. Banyak sanak keluarga bermain sambil menunggu azan Maghrib datang, bahkan berbuka puasa di pasar malam.
Komidi putar yang berada di pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pohon liar yang tumbuh di rel wahana kereta di pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur saat ditutup karena wabah virus corona. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Namun, hal tersebut tak terjadi di Ramadhan tahun ini, yang ada hanya wahana-wahana diselimuti terpal dan tumbuhnya tumbuhan liar.
“Waktu puasa seperti ini, tempat ini ramai dikunjungi, pengurus dan pegawai bisa dapat rezeki banyak,” ucap Aji.
Meskipun tak ada aktivitas, Aji harus tetap membayar sewa tanah sebesar Rp 4 juta per bulan, belum lagi menanggung biaya listrik.
ADVERTISEMENT
Pria 76 tahun itu juga prihatin pada nasib orang lain yang kini kebingungan memenuhi kebutuhan ekonomi, seperti pegawai-pegawainya yang kini pulang ke kampung halaman, pedagang-pedagang, bahkan tukang parkir yang selama ini bergantung pada pasar malam.
Komidi putar atau korsel yang terbengkalai di pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur saat ditutup karena wabah virus corona. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Bagian kaki kuda komidi putar pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Hal serupa dirasakan Riski, salah satu pekerja di pasar malam BKT. Setidaknya ia mendapat upah rata-rata Rp 150 ribu per hari. Saat pandemi, ia terpaksa menjual sepeda motor dan delapan burung peliharaannya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
“Bingung deh, gak ada penghasilan, semua barang-barang berharga udah saya jual buat bayar kontrakan sama makan,” keluh Riski.
Sejak ditutup pada 20 Maret lalu, pengusaha pasar malam kebingungan. Tidak seperti pengusaha lain yang masih bisa bertahan berjualan secara daring, pasar malam tidak bisa berbuat apa-apa. Menurut Aji, tahun ini merupakan saat kelam bagi pasar malam.
Suasana pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur saat ditutup karena wabah virus corona. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Kucing bersembunyi di bawah wahana mandi bola di pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Riski, merupakan pegawai yang menjaga bianglala di pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Wahana mandi bola di pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur saat ditutup karena wabah virus corona. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Aji Mujiyono, salah satu pengurus pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur saat ditutup karena wabah virus corona Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Suasana malam pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur saat ditutup karena wabah virus corona. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Aji Mujiyono, salah satu pengurus pasar malam Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur pulang usai memeriksa wahana. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.