Saat Ketua NasDem Sumut Jadi Korban Salah Tangkap Terkait kasus Judol
17 Oktober 2025 6:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
Saat Ketua NasDem Sumut Jadi Korban Salah Tangkap Terkait kasus Judol
Ketua NasDem Sumut Iskandar ST diturunkan dari pesawat Garuda karena dikira pelaku judi online. Ia akan layangkan somasi ke polisi, pihak maskapai, dan otoritas bandara.kumparanNEWS

ADVERTISEMENT
Ketua DPD Partai NasDem Sumatera Utara, Iskandar ST, mengalami insiden tak mengenakkan saat berada di pesawat Garuda Indonesia GA 193 rute Kualanamu–Soekarno Hatta. Belum sempat pesawat lepas landas, ia ditarik keluar dari kursinya oleh sejumlah petugas karena diduga sebagai tersangka kasus judi online. Peristiwa itu sontak menimbulkan kegaduhan di kabin dan membuat penerbangan tertunda sekitar 20 menit.
ADVERTISEMENT
Ternyata, Iskandar adalah korban salah tangkap. Ia kaget dan menilai tindakan tersebut menyalahi prosedur penerbangan. Ia pun menegaskan akan melayangkan somasi kepada kepolisian, pihak Garuda Indonesia, dan otoritas bandara.
Sementara itu, kepolisian menyebut langkah petugas dilakukan sebagai bagian dari pengecekan cepat terhadap kasus judi online yang tengah diusut.
Berikut rangkumannya.
Salah Tangkap, Diturunkan dari Pesawat
Peristiwa itu terjadi di dalam pesawat Garuda Indonesia GA 193 rute Kualanamu–Soekarno Hatta pada Rabu (15/10) malam. Sebelum pesawat lepas landas, lima orang petugas—terdiri dari avsec, polisi berpakaian preman, dan staf Garuda—menarik Iskandar keluar dari kursi penumpang karena dikira tersangka judi online.
“Mereka memaksa, polisi yang memaksa itu, avsec-avsec itu,” kata Iskandar saat dihubungi, Kamis (16/10).
Iskandar menilai tindakan tersebut menyalahi aturan penerbangan karena penangkapan tidak boleh dilakukan di dalam pesawat. Ia juga sempat membaca surat penangkapan yang mencantumkan namanya, padahal dirinya bukan orang yang dimaksud.
“Tersangka judi online (judol). Saya lihat di surat penangkapannya atas nama saya,” ujar Iskandar.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, surat tersebut diteken oleh Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Putro Wijayanto.
Iskandar pun diturunkan dari pesawat. Ia pun mempertanyakan siapa Iskandar yang sebenarnya diincar itu.
"Enggak bisa jawab orang itu," ujarnya.
"Ada yang kenal nama saya, 'Salah, salah' kata orang itu," ujar Iskandar menceritakan momen penangkapan.
Sayangnya, petugas tak bisa menjawab dan beranjak dari lokasi.
"Polisi enggak ada yang ngaku, lari semua. Mereka harus meminta maaf secara terbuka," ujarnya.
Gara-gara peristiwa ini, penerbangan tersebut tertunda sekitar 20 menit.
Kekesalan Iskandar Salah Tangkap Akibat Nama Sama
Iskandar ST menyebut kesalahan fatal dalam penangkapannya terjadi hanya karena kesamaan nama dengan pelaku judi online. Ia menilai tindakan itu tidak masuk akal dan menunjukkan lemahnya verifikasi dari pihak berwenang.
ADVERTISEMENT
“Jadi itu mereka menangkap gara-gara sama nama orang, oh gila kan itu,” ucapnya.
Iskandar menegaskan, penegak hukum seharusnya memastikan kebenaran identitas sebelum mengambil tindakan ekstrem seperti menurunkan penumpang dari pesawat. Ia juga berencana melayangkan somasi dan membawa kasus ini ke Propam jika polisi tidak segera meminta maaf secara terbuka.
“Pihak kepolisian kita buat somasi dulu. Apabila mereka nanti nggak merespons somasi kita, kita adukan dulu ke Propam. Mereka harus minta maaf, minta maaf secara terbuka karena ini bukti-bukti kita kan ada. Kita bukan orang bodoh, bukan orang nggak tahu hukum,” ujarnya.
Penjelasan Polisi
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, membantah adanya salah tangkap terhadap Ketua DPD NasDem Sumut, Iskandar ST. Ia menegaskan bahwa tindakan anggota di Bandara Kualanamu dilakukan dalam rangka pengecekan cepat atas dugaan kasus scamming dan judi online yang sedang diselidiki.
ADVERTISEMENT
"Polrestabes Medan itu sedang menangani kasus scamming dan judol, dan salah satu kunci pengungkapan kasusnya adalah kecepatan," ujar Ferry mengawali penjelasan, Kamis (16/10).
Ferry menjelaskan bahwa salah satu terduga pelaku memiliki inisial yang sama dengan Iskandar, sehingga petugas segera melakukan pemeriksaan identitas. Ia memastikan bahwa Iskandar tidak terlibat dalam kasus tersebut, dan pihak kepolisian meminta maaf bila prosedur di lapangan menimbulkan ketidaknyamanan.
"Atas prinsip itu, kecepatan, anggota kami melakukan pengecekan, apakah benar inisial ini terlibat atau tidak?" kata Ferry.
"Hasil pengecekan, yang bersangkutan tidak terlibat, tapi ini hak kepolisian untuk melakukan pengecekan identitas," sambungnya.
"Kami minta maaf jika ada tindakan anggota yang kurang berkenan, yang membuat yang bersangkutan tersinggung, kami meminta maaf. Anggota tidak ada tendensi apa-apa," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Somasi Polisi hingga Direksi Maskapai Penerbangan
Iskandar berencana melayangkan somasi kepada sejumlah pihak terkait.
“Pihak kepolisian kita buat somasi dulu. Apabila mereka nanti nggak merespons somasi kita, kita adukan dulu ke Propam,” kata Iskandar kepada kumparan, Kamis (16/10).
Dalam somasinya, Iskandar menuntut tanggung jawab dari empat institusi, yakni Direksi PT Garuda Indonesia, Kapolrestabes Medan, Kepala Otoritas Bandara Internasional Kualanamu, dan Kepala Satuan Aviation Security PT Angkasa Pura Aviasi. Ia menegaskan, pihak-pihak tersebut harus meminta maaf secara terbuka karena dirinya memiliki bukti kuat untuk menempuh jalur hukum.
“Mereka harus minta maaf, minta maaf secara terbuka karena ini bukti-bukti kita kan ada,” ujar Iskandar.
