Saat Klaim Bombastis Sunda Empire Berujung Penetapan Tersangka

29 Januari 2020 5:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Sunda Empire. Foto: Twitter / @esa_emf
zoom-in-whitePerbesar
Logo Sunda Empire. Foto: Twitter / @esa_emf
ADVERTISEMENT
Setelah Keraton Agung Sejagat, kini giliran Sunda Empire yang 'unjuk gigi'. Dengan beragam klaim-klaim bombastisnya, kerajaan ini sukses menjadi perbincangan hangat masyarakat.
ADVERTISEMENT
Meski namanya melejit setelah kasus Keraton Agung Sejagat dibongkar, namun petinggi Sunda Empire HRH Ki Ageng Ranggasasana enggan disamakan dengan kerajaan besutan Toto Santoso itu. Menurut Rangga, tindakan Toto sudah keluar dari sistem yang dianut Sunda Empire.
Sunda Empire. Foto: Youtube/Sunda Empire
Menurut Rangga, setelah perang dunia kedua, tidak ada kerajaan yang berdiri tanpa seizin Sunda Empire. Ia juga mempertanyakan tanah yang dimiliki oleh Keraton Agung Sejagat.
"Tapi Totok pernah, ya, istilahnya diundang dan ikut di dalam persoalan yang ada di Sunda Empire. Dan mendapatkan sedikit ilmunya, dan dianggap ini adalah dianggap dia itu bisa (mendirikan keraton). Salah Totok itu," ucap Rangga melalui sambungan telepon, Senin (20/1).

Lembaga Tingkat Dunia

Rangga sebelumnya menjelaskan, Sunda Empire merupakan lembaga tingkat dunia. Tujuannya pun mulia: mewujudkan kesejahteraan dan perdamaian dunia.
ADVERTISEMENT
Bahkan, tak tanggung-tanggung, Rangga mengklaim Sunda Empire terdiri dari seluruh negara dan pemerintahan di dunia. Layaknya organisasi tingkat dunia, Sunda Empire juga membagi wilayah kekuasaannya menjadi enam; Atlantik, Sunda Nusantara, Sunda Archipelago, Sunda Eropa, Sunda Pasific, dan Sunda Mainland.
Rangga menyebut, Indonesia dan seluruh negara di dunia hanya numpang tinggal di tanah milik Sunda Empire. Namun, uniknya, Rangga menjelaskan, Sunda Empire dan NKRI merupakan satu kesatuan. NKRI ada di dalam Sunda Empire dan Sunda Empire ada di dalam NKRI.
Hal ini bisa dilakukan, karen Sunda Empire adalah induk tatanan dunia. Menurut Rangga, sebenarnya ada sertifikat dunia yang tidak pernah berpindah tangan sejak zaman The Great Alexander hingga Cleopatra VII. Sertifikat itu, diturunkan di Indonesia melalui Kerajaan Tarumanegara hingga Pajajaran dan kini ada di tangan Sunda Empire.
ADVERTISEMENT
Sebagai lembaga tingkat dunia, Sunda Empire mengklaim didanai oleh Bank Dunia alias World Bank. Sebab, seluruh uang yang ada di Bank Dunia adalah milik Sunda Empire, sebagai pemilik dunia.

Pertemuan Tingkat Dunia

Bukan pemilik dunia jika tak mampu menggelar pertemuan berskala internasional bersama seluruh negara. Hal itu, juga dilakukan --atau diklaim akan dilakukan oleh Sunda Empire.
Dengan dana sebesar Rp 1 triliun, yang katanya, berasal dari Bank Dunia, Sunda Empire berniat menggelar World Wide Women Conference (WWWC). Acara tersebut rencananya akan dibuka di Bandung pada 15 Juni mendatang dan ditutup di Malaysia sepekan kemudian. Sesuai namanya, acara tersebut akan dihadiri oleh perempuan-perempuan yang menjabat di berbagai negara.
Tak tanggung-tanggung, menurut Rangga, Sunda Empire akan mengundang perwakilan dari 176 negara. Bahkan, ia juga akan mengundang ibu negara Iriana Jokowi.
ADVERTISEMENT
Untuk mempersiapkan hajatan besar itu, Rangga dan para pimpinan Sunda Empire lainnya menggelar rapat internal di Bali. Namun, menurut Polda Bali, rapat tersebut tidak pernah dilakukan.
"Sebelumnya beredar informasi bahwa akan ada rapat Sunda Empire di Bali dengan mengundang 176 negara. Setelah dilakukan koordinasi dengan pihak hotel maka berdasarkan keterangan pihak hotel, yang bersangkutan atas nama Rangga datang seorang diri dan check in di Hotel Kutabex tanggal 22 (Januari) dan check out tanggal 24 (Januari). Selama yang bersangkutan menginap di hotel tidak ada kegiatan rapat,” kata Kasubag Humas Polda Bali Kombes Syamsi.
Bicara soal pertemuan, sebenarnya Sunda Empire sempat menggelar pertemuan di Aceh pada 2019 silam. Namun, bukan di gedung pertemuan, acara itu justru digelar di sebuah warung kopi di Aceh Utara.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah mendatangi orang yang melakukan pertemuan itu. Dia sudah mengklarifikasi, bahwa itu hanya acara menyampaikan sosialisasi program seperti adanya program sosial,” sebut Wakapolres Lhokseumawe Kompol Ahzan.

Jadi tersangka

Gerah dengan klaim-klaim bombastis Sunda Empire, politikus Partai Demokrat Roy Suryo pun turun tangan. Ia melaporkan Sunda Empire ke Polda Metro Jaya karena dinilai telah menyesatkan sejarah dunia, khususnya soal pembentukan PBB.
Menurut Roy Suryo, Sunda Empire diduga telah mengubah sejarah PBB di laman Wikipedia. Melalui penelusurannya, Roy Suryo menduga laman itu disunting oleh akun dengan IP Address yang mengarah ke Sunda Empire.
"Ini masalahnya di Wikipedia tanggal 22 Januari, sehari sesudah peristiwa acara di ILC (Indonesia Lawyers Club), itu diubah oleh akun anonim. Jadi sejarah tentang PBB itu diubah dengan kabar bohong, dengan berita bohong yang menyatakan kalau Perserikatan Bangsa-Bangsa itu didirikan di Bandung, di Gedung Isola di daerah Lembang," kata Roy di Polda Metro Jaya kepada wartawan, Jumat (24/1).
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah dengan pengetahuan yang ada, saya men-trace akun anonim yang ada dan merujuk ke satu nama, yaitu Sunda Empire. IP anonim itu merujuk ke Sunda Empire. Dia secara kasar secara tidak ilmiah telah mengubah sejarah melalui wikipedia," ujar Roy.
Tak tinggal diam, Rangga pun mengancam akan menuntut balik Roy Suryo. Bahkan, jika perlu, Rangga akan menuntut hingga ke tingkat Mahkamah Internasional.
“Ya dituntut balik, bila perlu menuntut ke Mahkamah Internasional yang berhubungan dengan Sunda Empire. Dia memfitnah dan memprovokasi terhadap masyarakat. Memfitnah itu kejahatan perang,” ucap Rangga.
Selain Roy Suryo, Sunda Empire juga dilaporkan ke Polda Jabar oleh Ketua Masyarakat Adat Sunda Mochamad Ari Mulia. Ari melaporkan Sunda Empire agar masyarakat tak dibodohi.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah memeriksa tiga pimpinan Sunda Empire, polisi akhirnya menetapkan mereka sebagai tersangka. Ketiganya adalah Rangga, Raden Ratna Ningrum, dan tokoh Sunda Empire Nasri Banks.
Sebelum menetapkan hal itu, polisi juga sudah mendengarkan keterangan dari saksi dan ahli. Di antaranya adalah ahli budaya Profesor Ganjar Kurnia, ahli sejarah Profesor Reiza, dan ahli pidana Profesor Edi Setiadi.
Selain itu, polisi juga akan memeriksa kondisi kejiwaan ketiga petinggi Sunda Empire tersebut. Polisi juga tidak menutup kemungkinan adanya tersangka tambahan nantinya.
Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, para pimpinan Sunda Empire tetap santai. Rangga menyebut, pihaknya tetap menghargai proses hukum dan sudah menyiapkan tim pengacara.
Bahkan, ia menegaskan, meski pemimpin Sunda Empire ditetapkan menjadi tersangka, namun eksistensi Sunda Empire tak akan luntur. Sebab, seluruh wilayah dunia tetap menjadi bagian dari kekuasaan Sunda Empire.
ADVERTISEMENT
"Di sinilah tata letak bahwa NKRI ini ingin lebih maju. Kita akan sokong bahwa pada 15 Agustus 2020 semua (dunia) internasional akan datang itu benar adanya. Kesimpangsiuran sejarah kita bisa maklumi ya, oleh masyarakat semua," ucap Rangga.
"Namun ini sesungguhnya, tata letak dengan proses adanya keberadaan Sunda Empire perlu diketahui oleh semuanya bahwa dunia ini milik Sunda Land yang terbagi atas enam wilayah itu dari dinasti ke dinasti. Yang terakhir mewarisi 100 persen adalah Sri Paduka Prabu Siliwangi yaitu dinasti Padjajaran Siliwangi," tambahnya.