Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Saat Konklaf, Para Kardinal Sempat Harap Paus Baru Lanjutkan Nama Fransiskus
10 Mei 2025 15:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Para kardinal yang mengikuti konklaf pemilihan Paus sempat berharap sosok yang terpilih bisa menjadi penerus langsung dari Paus Fransiskus—bahkan sebagian berharap ia melanjutkan nama menjadi Fransiskus II. Namun, dari proses konklaf yang berlangsung selama 25 jam, terpilihlah Kardinal Robert Francis Prevost OSA sebagai Paus baru dengan nama Leo XIV.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan komunikasi dengan Kardinal Ignasius Suharyo, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, menyebut harapan akan figur paus baru telah mengerucut sejak awal pembicaraan terkait penerus mendiang Paus Fransiskus.
Konklaf yang dimulai sejak Rabu 7 Mei 2025 itu diikuti oleh 133 kardinal dari total 135 orang karena 2 orang sakit. Prosesinya berlangsung selama 25 jam.
"Rasa-rasanya harapan-harapannya itu mengarah pada figur Fransiskus ke II yang akan meneruskan. Dan rupa-rupanya suara itu sejak awal sudah tertuju kira-kira siapa yang akan terpilih. Maka tidak begitu lama, terpilihlah Kardinal Robert Prevost sebagai Paus dan para kardinal ini yang hadir di sana menerima dengan sukacita Paus Leo XIV ini," jelas Mgr. Antonius dalam konferensi pers di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5).
Robert Francis Prevost menjadi Paus pertama dari Ordo Santo Agustinus, serta Paus pertama yang lahir di Amerika Serikat dan berkewarganegaraan Peru. Kombinasi ini, menurut Mgr. Antonius, menghadirkan simbol kekuatan dan keberpihakan pada kaum tertindas.
ADVERTISEMENT
"Maka bagi saya kenapa tidak memilih Franciskus II? Ini tafsirannya, bisa mudah-mudahan tidak salah," tuturnya.
Ia menambahkan, Paus Leo XIV tampaknya ingin melanjutkan karya pastoral Paus Fransiskus dengan semangat reformasi sosial yang kuat, merujuk pada Paus Leo XIII—sumber inspirasi nama yang dipilihnya.
"Dia ingin melanjutkan karya pastoral menghadirkan Paus Fransiskus dengan gebrakan Leo ke XIII."
Warisan Leo XIII dan Rerum Novarum
Paus Leo XIII dikenal luas sebagai pemimpin Gereja Katolik pertama yang mengembangkan ajaran sosial Gereja secara sistematis. Salah satu karya terbesarnya adalah ensiklik Rerum Novarum, yang diterbitkan pada 15 Mei 1891.
Dokumen ini menyerukan keadilan sosial bagi kaum pekerja, menegaskan hak milik pribadi, mendukung pembentukan serikat buruh, dan menuntut peran aktif negara dalam melindungi rakyat miskin.
ADVERTISEMENT
"Maka seluruh ajaran sosial gereja yang sekarang diungkapkan dan juga diajarkan oleh Paus, termasuk oleh Paus Fransiskus, itu adalah berdasar pada Rerum Novarum ini," katanya.
Ia menyebut, situasi dunia saat ini memiliki kemiripan dengan konteks saat dokumen itu diterbitkan.
“Seakan-akan situasi 1891 itu sama ada di saat ini. Dengan kompleksitas lebih unik. Maka hal ini tidak hanya diatasi dengan gebrakan moral, tetapi dengan pendekatan spiritual, kasih, dan bela rasa,” kata dia.