Saat KWI Bicara Tentang Paus Leo XIV

11 Mei 2025 8:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KWI Indonesia Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC menyampaikan sambutan saat sesi konferensi pers di kantor KWI Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KWI Indonesia Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC menyampaikan sambutan saat sesi konferensi pers di kantor KWI Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Gereja Katolik akhirnya memiliki pemimpin baru menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April lalu. Setelah konklaf berlangsung selama 2 hari di Kapel Sistina, Vatikan, Paus Leo XIV terpilih sebagai pemimpin Gereja Katolik yang baru.
ADVERTISEMENT
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, menyampaikan arah Gereja Katolik di bawah Paus Leo XIV akan meneruskan semangat Paus Fransiskus dengan pendekatan yang disebut sebagai “konservatif progresif.”
“Yang berkaitan satu arah kerajaan Katolik, sebagaimana tadi sudah saya sampaikan bahwa agaknya Paus Fransiskus itu melihat inilah kembaran saya, cerminan hidup saya itu ada di orang ini,” ujar Mgr. Antonius dalam konferensi pers di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5).
Mgr. Antonius mengatakan Paus Leo XIV merupakan salah satu kardinal termuda di antara para kardinal pemilih. Namun, dia segera mendapat posisi penting sebagai pemimpin Gereja Katolik.
Ketua KWI Indonesia Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC di kantor KWI Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Paus Leo XIV sebelumnya 10 tahun bertugas jadi uskup dan 2 tahun jadi kardinal.
ADVERTISEMENT
“Maka, gereja itu progresif atau tidak? Paus Fransiskus itu progresif atau tidak? Kalau seolah-olah orang yang menunjukkan kasih, nilai rasa, dan menekankan aturan [sebagai] progresif, [dan] yang aturan-aturan kolot. Paus Fransiskus beberapa kali, 'saya itu tidak aneh-aneh. Saya itu hanya mau menerapkan keputusan-keputusan Konsili Vatikan ke-2,'” ungkapnya.
Menurutnya, dokumen-dokumen Konsili Vatikan II menjadi fondasi yang dijalankan dalam kepemimpinan Paus Fransiskus dan kemungkinan besar akan diteruskan oleh Paus Leo XIV.
“Yang lama itu, beberapa yang tidak terwujud, saya mencoba, mana yang belum diwujudkan dalam aturan-aturan. Oh, progresif, padahal Konsili Vatikan ke-2 yang membuat pencapaian besar untuk gereja. Sehingga, yang menekankan belas kasih Allah hadir damai sejahtera di antara kita,” jelasnya.

Sudah Kenal Indonesia

Paus Leo XIV memimpin jalannya Misa di Kapel Sistina, Vatikan, Jumat (9/5/2025). Foto: Vatican Media/Handout via REUTERS
Paus Leo XIV rupanya memiliki kedekatan khusus dengan Indonesia. Sebelum terpilih sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, ia pernah mengunjungi Papua sebagai Superior General Ordo Fraterum Sancti Agustini (OSA).
ADVERTISEMENT
“Jadi luar biasa. Bonusnya apa? Paus Leo ke-14 ini pernah ke Indonesia. Bukan sebagai Paus, sebagai Superior General Ordo Fraterum Sancti Agustini. Jadi Ordo Fraterum Sancti Agustini, OSA, yang ada di Keuskupan Manokwari Sorong,” ujar Mgr. Antonius Subianto Bunjamin.
Mgr. Antonius mengungkapkan, kunjungan itu terjadi dua dekade lalu. Saat itu, Paus Leo XIV dikenal sebagai Frater Robert Francis Prevost.
“22 tahun yang lalu, sebagai Superior General, namanya Frater Robert Francis Prevos, berkunjung. Artinya pasti mendarat di Indonesia dan kemudian ke tanah Papua. Jadi bonusnya adalah bagi kita, beliau sudah mengenal kita dan Indonesia. Kita berharap juga ada di hati mereka,” lanjutnya.

Para Kardinal Sempat Harap Paus Baru Lanjutkan Nama Fransiskus

Paus Leo XIV yang baru terpilih, Kardinal Robert Prevost melambaikan tangan ke warga di balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis (8/5/2025). Foto: Yara Nardi/Reuters
Para kardinal yang mengikuti konklaf pemilihan Paus sempat berharap sosok yang terpilih bisa menjadi penerus langsung dari Paus Fransiskus—bahkan sebagian berharap ia melanjutkan nama menjadi Fransiskus II. Namun, dari proses konklaf yang berlangsung selama 25 jam, terpilihlah Kardinal Robert Francis Prevost OSA sebagai Paus baru dengan nama Leo XIV.
ADVERTISEMENT
Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, menyebut harapan akan figur paus baru telah mengerucut sejak awal pembicaraan terkait penerus mendiang Paus Fransiskus.
"Rasa-rasanya harapan-harapannya itu mengarah pada figur Fransiskus ke II yang akan meneruskan. Dan rupa-rupanya suara itu sejak awal sudah tertuju kira-kira siapa yang akan terpilih. Maka tidak begitu lama, terpilihlah Kardinal Robert Prevost sebagai Paus dan para kardinal ini yang hadir di sana menerima dengan sukacita Paus Leo XIV ini," jelas Mgr. Antonius.

Dicibir Pendukung Trump

Paus Leo XIV memimpin jalannya Misa di Kapel Sistina, Vatikan, Jumat (9/5/2025). Foto: Vatican Media/Handout via REUTERS
Rupanya tidak semua warga AS senang dengan terpilihnya Paus Leo XIV jadi pemimpin Gereja Katolik menggantikan Paus Fransiskus. Paus Leo XIV merupakan orang Amerika Serikat pertama dalam sejarah yang jadi pemimpin Gereja Katolik.
ADVERTISEMENT
Tidak banyak yang diketahui dari haluan politik pria yang terlahir dengan nama Robert Francis Prevost di Chicago ini. Yang jelas, Paus Leo XIV sangat vokal dengan isu kemiskinan dan imigran, pendukung Paus Fransiskus, dan pengkritik politisi AS di media sosial.
Bagi pendukung gerakan Make America Great Again (MAGA), paus asal AS ini mengecewakan. Mereka menilai kendati Paus Leo XIV adalah orang Amerika Serikat pertama yang menjadi paus, tapi Paus Leo XIV tidak mengutamakan Amerika (tidak "America first"). Padahal "America first" merupakan kebijakan utama Presiden Donald Trump di periode kedua pemerintahannya.
"Ini agak mengejutkan. Saya mengejutkan bahwa pria yang terpilih sebagai Paus memiliki akun Twitter dan pernyataan yang pernah dia buat tentang politisi senior Amerika," kata pendukung Trump garis keras, Steve Bannon, saat diwawancara BBC, dikutip Sabtu (10/5). Bannon penganut Katolik dan mantan pultra atar.
Paus Leo XIV yang baru terpilih, Kardinal Robert Prevost melambaikan tangan ke warga di balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis (8/5/2025). Foto: Claudia Greco/Reuters
Dia memprediksi akan ada gesekan antara Paus Leo XIV dan Trump.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Data survei terbaru menunjukkan sekitar 20% warga Amerika merupakan umat Katolik. Survei ini dirilis Pew Research Center yang nonpartisan.
Sekitar 53% mengidentifikasikan diri atau condong ke Partai Republik. Meski, tetap ada anomali: 2 presiden AS adalah penganut Katolik, yaitu John F Kennedy dan Joe Biden, dan keduanya dari Partai Demokrat.
Selain itu, hampir dua pertiga penganut Katolik di AS percaya aborsi harus legal di semua atau sebagian besar situasi.
Umat Katolik di AS juga secara luas mendukung Paus Fransiskus. Dalam survei yang digelar pada Februari, 78% menyukai Paus Fransiskus, termasuk umat Katolik dari Partai Republik.
Meski hanya ada sebagian kecil umat Katolik di pendukung MAGA, namun mereka memiliki akses ke media konservatif dan dapat perhatian Trump.
ADVERTISEMENT