Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Saat Menteri hingga Jubir Istana Respons #KaburAjaDulu
18 Februari 2025 6:22 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Media sosial Indonesia tengah diramaikan dengan perbincangan #KaburAjaDulu . Isinya, beragam mulai diskusi mencari peluang 'kabur' ke luar negeri, hingga disebut-sebut sebagai ekspresi kekecewaan tenaga muda produktif terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi Indonesia yang dinilai suram.
ADVERTISEMENT
Pada diskusi tersebut, masyarakat membahas tips jitu untuk 'kabur' dari Indonesia. Entah itu studi atau kerja.
#KaburAjaDulu bergulir, dan terus ramai di media sosial. Para pejabat pun merespons tagar ini. Apa kata mereka? Berikut kumparan rangkum.
Menaker : Memang Ada Kesempatan Kerja di Luar Negeri
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli merespons soal ramai tagar #KaburAjaDulu yang viral di media sosial. Dia menilai memang ada kesempatan bekerja di luar negeri.
"Tanggapannya, ya itu apa ya ini kan netizen terkait dengan kabur aja, memang di satu sisi saya lihat kesempatan kerja di luar memang ada ya," kata Yassierli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (17/2).
Tapi ia menganggap, hal itu bukan berarti kabur. Melainkan meningkatkan skill.
ADVERTISEMENT
"Jadi semangatnya bukan kabur sebenarnya, jadi kalau memang ingin untuk meningkatkan skill dan ada peluang kerja di luar negeri," ucap dia.
Sementara Wamenaker Immaneul Ebenezer (Noel) justru bercanda menanggapi #KaburAjaDulu.
"Mau kabur, kabur ajalah, kalau perlu jangan balik lagi hihihi," ujar sambil tertawa.
Wamenpar: Kaburnya di Indonesia Aja
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ernawati santai merespons #KaburAjaDulu yang viral di media sosial. Dia berkelakar meminta agar kaburnya di Indonesia saja.
"Kaburnya di Indonesia aja yah," kata Ni Luh di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (17/2).
Nusron: Kalau Ada Masalah Diselesaikan, Jangan Kabur
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid juga turut merespons #KaburAjaDulu. Ia mengaku belum tahu soal tagar ini, tapi menurutnya, kabur dari masalah bukan solusi.
"Ya, begini ya kalau ada #kaburajadulu itu kan dia ini warga negara Indonesia apa tidak? Kalau kita ini patriotik sejati, kalau memang ada masalah kita selesaikan bersama," kata Nusron kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (17/2).
ADVERTISEMENT
"Jangan #kaburajadulu, apa yang mau kita selesaikan apa kalau kabur itu," tambah dia.
Ketua Komisi XIII soal Ramai #KaburDuluAja: Jangan Baper, Mari Jaga Tanah Air
Ketua Komisi XIII DPR Willy Aditya diminta tanggapan terkait ramai ajakan kabur dari Indonesia melalui tagar #kaburduluaja di media sosial. Melalui tagar itu, sejumlah pihak mengajak masyarakat RI untuk pergi ke luar negeri.
Willy merespons santai tagar #kaburduluaja ini. Menurutnya, ini merupakan emosi sesaat dari masyarakat.
Bagi Willy, ini adalah ekspresi emosional warganet. Lalu ia mengingatkan, bahwa sebagai warga negara semua punya kewajiban membangun bangsa.
"Siapa yang membangun negara bangsa ini kalau tidak kita semua? Tanggung jawab kita lah bersama-sama. Tidak bisa hanya tanggung jawab segelintir orang," ucap Willy.
ADVERTISEMENT
"Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tidak. Kalau bicara hal yang sempurna, enggak ada yang sempurna. Tapi sekali lagi, nggak usah baper," tutur dia.
Respons Istana: Kalau Mau Merantau, Harus Taat dan Punya Skill
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi merespons soal ramai #kaburajadulu di media sosial. Menurutnya, merantau ke luar negeri bagus untuk warga negara Indonesia (WNI).
Hasan mengingatkan, jika ingin pergi merantau ke luar negeri, maka mereka harus memiliki skill.
"Kalau mau merantau itu bagus loh, kalau mau merantau. Tapi kalau mau merantau ke luar negeri, ingat, harus punya skill," ujar Hasan di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/2).
"Karena kalau enggak punya skill, nanti enggak bisa punya pekerjaan baik di luar negeri," sambungnya.
ADVERTISEMENT