Saat Para Calon Wali Kota Yogya Bicara Komitmen Antikorupsi di Debat Pamungkas

22 November 2024 22:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Debat publik ketiga Pilwalkot Yogyakarta di Hotel Tara Yogyakarta, Jumat (22/11) malam. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Debat publik ketiga Pilwalkot Yogyakarta di Hotel Tara Yogyakarta, Jumat (22/11) malam. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Pada debat terakhir Pemilu Wali Kota (Pilwalkot) Yogyakarta, para calon wali kota ditanyai komitmen mereka terkait komitmen anti korupsi. Artinya, mereka dimintai komitmen untuk tidak tidak menyalahgunakan kekuasaan demi memperkaya diri sendiri, keluarga, dan kekuatan politik pendukung.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tanggapan mereka?, berikut jawaban yang mereka paparkan:

Cap Jempol Darah Hasto untuk Jamin Integritas

Cawalkot nomor urut 2 Hasto Wardoyo yang mendapat kesempatan menjawab pertama menegaskan dirinya tak pernah ada mahar ketika maju pilkada.
"Kami pelaku pilihan kepala daerah tiga kali dan saya kira teman-teman tahu, kita tidak pernah ada mahar untuk partai atau untuk yang lainnya," kata Hasto.
Lanjutnya unit-unit kerja harus membuat pakta integritas bebas korupsi. Hasto bercerita ketika menjabat kepala BKKBN dia mengawali dengan membuat pakta integritas dengan cap jempol darah.
"Bahkan ini mungkin kalau teman-teman di BKKBN ada yang nonton, pakta integritas di BKKBN pertama kali saya menjabat harus cap jempol darah. Supaya menunjukkan dia punya keinginan yang kuat untuk tidak korupsi," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Hasto juga bercerita ketika jadi Bupati Kulon Progo seminggu sekali selalu membuka open house tiap hari Kamis. Hal ini akan dia lakukan pula jika mendapat amanah menjadi Wali Kota Yogya.
"Supaya responsif," katanya.

Ambil Cerita Keteladanan Ki Bagus Hadikusumo

Cawalkot nomor urut 3 Muhammad Afnan menjawab pertanyaan ini, mengatakan integritas dibangun antara hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya.
Afnan pun belajar banyak dengan mantan Wali Kota Yogya Herry Zudianto yang pada 2010 silam mendapat Bung Hatta Anti Corruption Award.
"Di sana lah saya belajar banyak karena saya dekat dengan Pak Herry. Ternyata kuncinya ada di integritas. Integritas seorang pemimpin," jelasnya.
Afnan pun turut meneladani sang kakek Ki Bagus Hadikusumo yang merupakan pahlawan nasional.
"Kalau saya belajar dari kakek saya Ki Bagus Hadikusumo, pemimpin itu harus menderita. Dia tidak boleh bersenang-senang sementara rakyatnya susah," katanya.
ADVERTISEMENT
Afnan mengatakan pemimpin harus berkorban. Menurutnya sistem sekuat apapun kalau tidak memiliki integritas maka sistemnya tetap akan jebol.
Cawalkot nomor urut 1 adalah Heroe Poerwadi yang mendapat kesempatan terakhir menjawab mengatakan pihaknya tidak akan mencoba bermain-main dengan penyimpangan, termasuk korupsi.
"Bagian dari ikhtiar kita harus menularkan itu dengan memberikan contoh, integritas contoh, apa yang kita lakukan kalau kita baik dan bersih insyaallah teman-teman kita, bawahan kita semua akan mengikutinya," katanya.
Lanjutnya harus diciptakan sistem pengawasan internal yang kuat. "Ini bagian ikhtiar kita supaya diri kita dan kelembagaannya bisa terawasi dengan baik," jelasnya