Saat Sirkus Terdampar di Parkiran, Badut Tak Mampu Lagi Buat Orang Tertawa

28 November 2020 3:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Floye Dubois, 19, seorang pemain sulap di Zavatelli Circus milik keluarga Prancis Dubois, berlatih di tempat parkir selama diisolasi. Foto: Yves Herman/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Floye Dubois, 19, seorang pemain sulap di Zavatelli Circus milik keluarga Prancis Dubois, berlatih di tempat parkir selama diisolasi. Foto: Yves Herman/REUTERS
ADVERTISEMENT
Hewan-hewan eksotis itu terkurung di kandang sempit, para pemain akrobat tak bisa beraksi, dan para badut tak mampu lagi membuat penonton tertawa.
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona, telah menutup tirai pertunjukan Zavatelli Sirkus, setidaknya untuk beberapa bulan terakhir hingga waktu yang masih belum pasti.
Kelompok sirkus itu tak lagi dapat berpergian atau tampil di kota-kota besar di Eropa. Sirkus yang dikelola oleh satu keluarga asal Prancis ini hanya bisa menunggu, terdampar di tempat parkir Kota Gembloux, Belgia, akibat corona.
"Bagi kami, pembatasan sangat sulit karena kami tidak bekerja. Kami tidak memiliki pemasukan," kata direktur sirkus, Kevin Dubois, dikutip dari Reuters.
Sirkus Zavatelli biasanya mengadakan pertunjukan dengan kapasitas 600 tempat duduk, di 30 kota setiap tahunnya.
Seorang karyawan Sirkus Zavatelli milik keluarga Prancis Dubois, berjalan dengan unta di tempat parkir selama diisolasi. Foto: Yves Herman/REUTERS
Tetapi sejak Maret, ketika angka COVID-19 mulai meningkat di Eropa, sirkus tersebut hanya bisa tampil secara terbatas, atau bahkan tidak sama sekali akibat lockdown di sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
Sirkus ini biasanya menampilkan sejumlah permainan sulap hingga akrobat. Pertunjukan macam berjalan di atas tali, badut konyol yang buat penonton tertawa, hingga binatang-binatang eksotis ditampilkan.
Namun saat ini, mereka hanya terdampar di tempat parkir, sembari menjaga keterampilan dengan berlatih karena tak ada pertunjukan yang dilakukan.
Hewan-hewan ditempatkan di kandang yang ditutupi tenda-tenda bergaris merah putih, dengan jerami yang berserakan di bawahnya.
"Terus terang, ini menjadi masalah karena kami memiliki 60 hewan untuk diberi makan," kata Dubois.
Jessy, yang bertanggung jawab atas hewan di Zavatelli Circus milik keluarga Prancis Dubois, memberikan makan unta. Foto: Yves Herman/REUTERS
Biaya makanan untuk hewan mencapai sekitar 500 euro (Rp 8,4 juta) per minggu. Belum termasuk 23 staf sirkus yang bertahan.
"Kami tidak tahu bagaimana memenuhi kebutuhan," katanya.
Sirkus Zavatelli ini merupakan satu dari tiga 'bisnis' keluarga sejak 1800 dan pernah dikenal sebagai Cirque de Paris. Dua lainnya, Armanzo dan Anderland, juga mengalami nasib serupa.
ADVERTISEMENT
Mereka terdampar di tempat parkir yang sama, menyewa sejumlah lahan di Gembloux, yang berada sekitar 50 Km dari Brussel. Meskipun sirkus ini bisa pulang ke Prancis, tetapi mereka tetap tak diizinkan tampil di sana.
Belgia dan Prancis memang sempat menerapkan lockdown usai kasus corona 'mendunia'. Meski kini sejumlah aktivitas ekonomi seperti toko-toko mulai buka secara bertahap, tapi tidak untuk sirkus.
Seorang pemain di Zavatelli Circus milik keluarga Prancis Dubois, berjalan di tempat parkir. Foto: Yves Herman/REUTERS
Belum diketahui, kapan sirkus akan diperbolehkan kembali beroperasi di negara-negara tersebut.
Dubois mengaku mengalami masalah dalam hal finansial. Ia menyebut banyak yang memberi pakan untuk hewan dan roti bagi pemain sirkusnya, tetapi dari segi bantuan keuangan dari pemerintah, belum ada.
"Kami belum menerima bantuan keuangan (dari otoritas). Banyak orang memberi kami roti, wortel, mereka memberi kami biji-bijian, jerami. Tapi dari segi uang, kami tidak mendapatkan apa-apa," kata Dubois.
ADVERTISEMENT