Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah seorang diktator. Dilansir AFP, ucapan Trump ini ia tulis di platform media sosial Truth pada Rabu (19/2).
ADVERTISEMENT
"Seorang diktator tanpa pemilu, sebaiknya Zelensky bergerak cepat atau dia tidak akan mendapatkan negaranya lagi," kata Trump.
Dasarnya, masa kepemimpinan Zelensky berakhir tahun lalu. Tapi, pemilu tidak terselenggara karena perang yang masih berlangsung di Ukraina.
"Dia menolak mengadakan pemilu, karena ia tahu elektabilitas sangat rendah di Ukraina. Satu-satunya yang dapat ia lakukan adalah mempermainkan Biden," kata Trump di Truth.
"Sementara itu, kita berhasil bernegosiasi dengan Rusia untuk mengakhiri perang. Akui saja, bahwa hanya TRUMP dan pemerintahan Trump yang bisa melakukannya," imbuhnya.
Sementara pada Selasa sebelumnya, Trump menggelar konferensi pers. Ia mengkritik Zelensky, dan justru mengulang narasi dari Rusia tentang konflik dan menyerukan berakhirnya perang.
Sementara Zelensky balik menyerang Trump. Ia menyebut Trum 'menyerap disinformasi Rusia'. Zelensky juga menambahkan, bahwa ialah yang memulai perang.
ADVERTISEMENT
Zelenskya sendiri terpilih pada 2019 lalu. Pemerintahannya harusnya berakhir pada 2024, tapi karena negara dalam keadaan darurat, ia masih menjabat.
Popularitasnya menurun. Tapi dari survei yang dilakukan Institut Sosiologi Kiev, elektabilitasnya tak pernah turun dari 50 persen sejak perang berkecamuk.
Tak hanya Zelensky, bekas wapres Trump, Mike Pence juga berkomentar terkait ucapan Trump ini.
"Pak Presiden, Ukraina tidak memulai perang ini. Rusia lah yang melancarkan serangan mendadak dan invasi brutal yang mengakibatkan ratusan ribu korban jiwa melayang," kata Pence di akun X nya.