Saat Ustaz Masuk TV dan Jadi Seleb di Media Sosial

3 Januari 2018 11:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KH M. Cholil Nafis (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
KH M. Cholil Nafis (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis menyinggung perihal penceramah yang kerap tampil di televisi. Beberapa dari penceramah itu kerap menuai kontroversi. Tak sedikit MUI turun tangan untuk memberikan klarifikasi.
ADVERTISEMENT
Dalam rangkaian tweetnya di twitter lewat akun @cholilnafis, Rabu (3/1), kiai berdarah Madura ini memberikan pandangan mengenai penceramah sekarang ini. Cholil memberikan izin untuk dikutip. Berikut kicauan tweet-nya.
1. Penceramah dalam bentuk tabligh akbar di lapangan adalah khas Indonesia, termasuk ceramah yang mengombinasi antara tuntunan dan tontonan. Tak cukup ceramah hanya menyampaikan ajaran dalam tabligh akbar tapi juga harus ada ger-ger-annya (canda) agar jemaah anteng #ceramah
Saat masih kecil dulu ingat penceramah kondang adalah Kiai Syukran Makmun (paman saya) asal Madura. Ia penceramah yang menggelegar dalam durasi panjang, keras dan menantang, khususnya dalam mengkritik pemerintah. Sampai 2 jam tetap lantang mengoreksi masyarakat blak-blakan
3. Masa Kiai syukran itu pas dengan kondisi sosial di mana pemerintahan otoriter membuat takut masyarakat yang terkekang. Lalu hadir sang Muballigh yang berani mengkritik adalah suatu kebanggaan karena dapat menyuarakan mulut umat yang tertutup oleh rezim Orde Baru #penceramah
ADVERTISEMENT
4. Setelah nyantri di Pesantren Sidogiri saya mendengar ngetopnya Kiai Zainuddin MZ sang penceramah yang retorik tapi tak memiliki pesantren. Padahal dalam asumsi pikiran saya sang muballigh itu biasanya pengasuh pesantren seperti Kiai Syukran dan penceramah lainnya. #penceramah
5. Retorika Kiai Zainuddin indah sembari muatan materinya yang mendalam, keseharian sekaligus memotivasi tapi mudah dicerna serta sedikit ada bumbu canda yang cerdas. Pokoknya mendengarkan pidatonya tak pernah bosan meskipun diulang berkali-kali sampai sekarang #penceramah
6. Memang saat itu masyarakat banyak yang gandrung mendalami keilmuan sekaligus penikmat karya seni yang tinggi. Pidatonya mampu memukau dan menyishir umat. Da'i sejuta umat itu melegenda sampai saat ini yang mewarisi inspirasi para penceramah yang aktif melalui media TV. #penceramah
ADVERTISEMENT
7. Berikutnya sesuai kondisi zaman adalah AA Gym. Ceramahnya datar bahkan cendrung mengungkapkan kesedihan: manajmen qalbu dan jagalah hati menjadi tema utamanya. Ini pas dengan kondisi masyarakat yang sedang sedih dengan hancurnya ekonomi dan transisi politik era reformasi #penceramah
8. Seiring dengan Aa Gym muncul Ust. Yusuf Mansur yang menekankan pentingnya sedekah. Masalah apapun yang dihadapi umat solusinya sadekah. Tema inilah yang sangat mengena pada penyelesaian masalah umat yang sedang memperbaiki ekonomi dan mengembalikan kondisi sosial pasca reformasi. #penceramah
9. Di era media penceramah enterteint dan dari artis. Seperti Ust Jefrfy el-Bukhori dkk. Juga banyak audisi da'i muda yang bermunculan di media dan layar kaca. Bahkan saat saya jadi jurinya, lalu saya tanya kepada peserta lomba da'i tentang motivasinya? ingin ngartis jawabnya #penceramah
ADVERTISEMENT
10. Ironinya zaman itu, ceramah di TV lebih bernuansa tontonan daripada tuntunan. Tak jelas siapa yang ahli agama dan tak jelas ceramah itu apakah tujuannya dakwah. Bahkan ceramah komedian dan artis yang terkesan glamor lebih menonjol dari pada penceramah ulama #penceramah
11. Masyarakat mulai sadar untuk memaknai dakwah adalah pengajian. Penceramah tak lagi hanya dari pengasuh pesantren atau ustaz di masjid dan musala saja, tapi dibutuhkan da'i yang bertitel kuliahan yang berwawasan akademik sekaligus realistis: Religi dan akademik. #perceramah
12. Kesadaran pengaruh penceramah kini bermunculan aliran penceramah, model-modelnya dan medianya. Masing-masing masyarakat ingin guru sepahamnya lebih menguasai ruang publik bahkan cenderung saling menjawab untuk mempertahankan pahamnya, baik melalui media TV atau medsos #penceramah
ADVERTISEMENT
13. Yang terkini penceramah masuk gerakan politik, aliran keagamaan dan bahkan nasionalisme seiring dengan mengentalnya kembali aliran politik berbasis keagamaan. Muatan ceramah tak melulu mengungkap nilai-nilai agama semata tetapi sudah terelaborasi dengan blok paham keagamaan dan aliran politik
14. Penceramah "non blok" kalah kencang dengan gerakan masyarakat yang berbasis "blok" paham keagamaan dan afiliasi ideologi politik. Perebutan ruang publik untuk ceramah tak terhindarkan. Media TV dan media solsial menjadi ajang umat untuk menyebarkan paham keagamaan. #penceramah
15. Penceramah itu akan bicara sesuai audiensnya dan akan terus dinamis sesuai perkembangan. Jika penceramahnya cerdas maka akan mengarahkan bukan diarahkan umat apalagi politik pragmatis. Perdebatan paham keagamaan lebih mencerdaskan dengan dalil-dalil agama khanazan keulamaan #penceramah
ADVERTISEMENT
"Saya hanya melihatnya dari fenomena sekarang yang banyak ustaz berebut masuk TV dan menggunakan medsos untuk memaksimalkan pengaruh pahamnya, seperti UAS, Kholid Basalamah, Adi Hidayat dll. Kalau politik seperti HRS," tutup Cholil.