Saatnya Generasi Muda Berperan dalam Aksi Nyata Kendalikan Perubahan Iklim

19 Oktober 2021 9:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perubahan iklim. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perubahan iklim. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Isu perubahan iklim telah menjadi kepentingan nasional, bahkan global. Aksi nyata pengendalian perubahan iklim pun tidak bisa hanya dilakukan pemerintah. Peran tersebut diemban setiap orang, termasuk para generasi muda.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Climate Leaders Message yang disampaikan virtual, Senin (18/10).
“Harapan saya, kalian anak-anak muda itu betul-betul berkarya dalam bidang lingkungan hidup, karena ini masalah yang serius. Dulu waktu zaman saya (muda), ini tidak terlalu dianggap penting, sekarang tidak bisa diabaikan bahwa masalah perubahan iklim ini sangatlah penting,” kata Luhut dikutip dari siaran pers KLHK, Selasa (19/10).
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat Peluncuran Peta Mangrove Nasional (PMN) Tahun 2021. Foto: Dok. KLHK
Luhut juga menegaskan kerja sama dan keterlibatan kementerian/lembaga, dunia usaha, swasta, pemda, LSM, masyarakat bahkan media, memegang peranan penting dalam pengendalian perubahan iklim.
“Kami berharap melalui pesan yang disampaikan pada Festival Iklim ini, Pemerintah Indonesia mendorong semua pemangku kepentingan untuk mengambil bagian dalam aksi iklim, untuk bersama-sama mencapai target pengurangan emisi dan ketahanan iklim di seluruh negeri menuju Indonesia yang tangguh dan terus berkembang,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah memastikan Indonesia sangat serius mengendalikan perubahan iklim yang menjadi kepentingan nasional, melalui langkah-langkah kebijakan, pemberdayaan dan penegakan hukum.
Sejumlah capaian dalam beberapa tahun terakhir di antaranya pengurangan laju deforestasi, pencegahan konversi hutan alam dan lahan gambut, serta pengurangan kebakaran hutan.
Menteri LHK Siti Nurbaya dalam acara Climate Leaders Message secara virtual, Senin (18/10). Foto: Dok. KLHK
Dalam kesempatan yang sama, Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan komitmen serius Indonesia tercermin dalam FoLU Net Sink 2030.
Komitmen ini penting, nyata, dan konkret, mencakup berbagai kegiatan, kebijakan, dan antisipasi berbagai persoalan, partisipasi semua pihak, di dalam semua agenda kehutanan seperti karhutla, deforestasi, gambut, konservasi, dan biodiversity.
“Kita sudah 6-7 tahun ini bekerja keras dan kita akan sistematikakan dengan lebih baik lagi, untuk mencapai, menjaga pengendalian perubahan iklim,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Siti mengatakan COP26 di Glasgow, Inggris, pada akhir Oktober ini, menjadi titik implementasi akan dimulai. Oleh karena itu, ke depan semua pihak bekerja sama dalam implementasinya.
“Jadi bukan basa-basi, narasi, dan deklarasi,” tegasnya.
Utusan Presiden Amerika Serikat dalam Penanganan Perubahan Iklim, John F. Kerry. Foto: Dok. KLHK
Pada kesempatan tersebut, Utusan Presiden Amerika Serikat dalam Penanganan Perubahan Iklim, John F. Kerry, mengatakan, Indonesia dengan potensi yang dimilikinya begitu penting dalam pengendalian perubahan iklim. Apa yang terjadi di Indonesia, dapat memberikan dampak yang besar terhadap seluruh dunia.
Lebih lanjut, John Kerry mengungkapkan, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, telah membuat kemajuan besar dalam penurunan laju deforestasi dan moratorium konversi hutan primer. Angka deforestasi Indonesia antara 2019-2020 menjadi yang terendah dalam 20 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
“Indonesia juga tengah menjalankan inisiatif baru untuk memulihkan ratusan ribu hektar mangrove yang terdegradasi selama empat tahun ke depan. Upaya-upaya itu sangat penting. Kita semua menantikan keberhasilan upaya-upaya tersebut. Dan saya juga tahu, kerja keras Indonesia ini akan memberikan kontribusi yang kuat di COP26 Glasgow,” terangnya.
Dia juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam pengendalian perubahan iklim. Saat ini, dunia dihuni 1,8 miliar orang berusia 10-24 tahun. Di Indonesia, 65 juta orang atau 28 persen di antara penduduknya berada pada kategori usia tersebut.
“Keberadaan generasi muda saat ini, menjadi yang terbesar dalam sejarah. Ini saatnya kalian menunjukkan potensi besar yang dimiliki, dan menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan. Inilah saatnya bagi kita semua untuk melakukan aksi nyata,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen Foto: Dok. KLHK
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen, menyampaikan pihaknya memahami Indonesia telah bekerja nyata dan cukup ambisius dalam pengendalian perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, World Bank akan mendukung ambisi Indonesia dalam mengurangi emisi karbon pada Updated NDC Indonesia.
“Mengingat dampak yang ditimbulkan perubahan iklim tidaklah mudah menanganinya. Namun hal tersebut menjadi mungkin apabila kita semua bekerja sama. Mari kita lanjutkan kerja sama ini, untuk masa depan Indonesia, untuk menyelamatkan planet kita,” ucapnya.