Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Saham Perdana Perusahaan Toko Emas Berlian ACC Diborong Investor Lokal
21 Juni 2017 12:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB

ADVERTISEMENT
PT Hartadinata Abadi Tbk, hari ini resmi mencatatkan saham perdananya melalui skema Initial Public Offering (IPO) dan sekaligus menjadi emiten ke-548 di pasar modal.
ADVERTISEMENT
Saat dibuka, saham perdana perseroan yang memproduksi dan menyediakan perhiasan emas terintegrasi ini dibuka di harga Rp 450 atau naik sebanyak 150 poin atau mengalami kenaikan 50 persen dari harga awal yang ditawarkan yaitu Rp 300.
Adapun jumlah saham yang ditawarkan kepada publik adalah sebanyak 1,10 miliar lembar saham yang keseluruhannya merupakan saham baru atau 24 persen dari total modal yang ditempatkan dan di setor setelah Penawaran Umum Saham Perdana.

”Melalui IPO ini, kami menjadi pionir di industri manufaktur dan perdagangan perhiasan emas dalam hal keterbukaan dan transparansi yang tentunya mendukung tata kelola perusahaan yang baik," kata Direktur Utama PT Hartadinata Sandra Sunanto aaat pencatatan saham perdananya di Gedung BEI, Kawasan Sudirman, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (21/6).
ADVERTISEMENT
Dalam pembukaan perdananya, perseroan dengan kode HRTA ini mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed, hal ini berdasarkan polling hingga 5,24 kali. Pada pembukaan ini didominasi oleh investor institusi seperti lembaga aset manajemen, asuransi, dan dana pensiun. Penjatahan ini dilakukan dengan komposisi alokasi 8 persen kepada para investor internasional dan 92 persen untuk investor domestik.

Pada pelepasan saham perdananya ini, perseroan meraih dana segar sebesar Rp 331,57 miliar. Adapun hasil dari IPO ini akan digunakan untuk perseroan membayar utang perseroan dan untuk modal kerja perseroan.
"Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini sekitar 50 persen akan digunakan untuk refinancing sebagian dari pinjaman modal kerja. Sisanya untuk modal kerja dengan rincian 42 persen untuk pembelian bahan baku, 6 persen untuk peremajaan dan pembelian mesin dan peralatan, dan 2 persen untuk aplikasi sistem e-commerce internal perseroan," katanya.
ADVERTISEMENT